RHK Rabu, 19 April 2023
Sedih Karena Setia, Senangkan Tuhan
Yohanes 20:15
Malaikat dan Tuhan Yesus, mengajukan pertanyaan yang sama kepada Maria Magdalena. Semula malaikat yang bertanya kepada Maria: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari? Hal yang sama terjadi pada Yesus. Pertanyaan yang sama diajukan kepada wanita yang sangat setia padanya itu.
Semua karena kesedihan bahkan kepedihan hati Maria. Ia sangat sedih atas hilangnya mayat Yesus. Dia larut dalam kesedihan yang dalam. Maka dia cenderung serampangan. Siapa saja yang ada di sekitarnya, langsung ditanyainya. Bahkan dia cenderung agak menuduh tapi santun bahwa jangan-jangan malaikat itu yang mengambil-Nya. Bahkan Yesus juga mendapatkan “tuduhannya.” Dia berkata kepada Yesus yang belum dia kenal: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepada-Ku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil dan mengembalikan-Nya ke kubur.”
Sampai-sampai Maria sendiri tidak mengenal lagi Guru Agung yang mayat-Nya sedang dia cari itu adalah orang yang sedang berbicara dengannya. Malah Dia menyangka bahwa Yesuslah yang mengambil mayat Yesus. Begitu sedihnya ia, sampai-sampai semua orang yang menyapanya dalam tangisnya itu adalah orang-orang yang bertanggungjawab atas hilangnya mayat Yesus. Yesus disangkanya penunggu taman yang “harus bertanggungjawab” atas kehilangan mayat Yesus.
Sungguh kesedihan yang sangat dalam, karena setianya pada Yesus. Dia menangis sampai mengundang perhatian para malaikat bahkan Tuhan Yesus. Dalam pikirannya hanya bagaimana dia menemukan Yesus. Sampai-sampai dia tidak lagi memedulikan siapapun yang ada di sekitarnya. Bagi Maria, siapapun yang ada di sekitarnya pada waktu itu pasti tahu di mana mayat Yesus diletakkan. Sebab memang tidak ada orang lain di sekitarnya, kecuali mereka yang menyapa dan bertemu dengannya di situ. Itulah yang menguatkan perasaannya bahwa memang benar seperti yang dia pikirkan dan dia duga.
Sungguh tangisan Maria “menggetarkan sorga.” Sampai-sampai Tuhan mengutus dua malaikat-Nya menyapa dia. Tak cukup dengan itu. Yesus yang belum bertemu dengan Bapa-Nya, “harus” bertemu Maria dulu. Itulah pertemuan atau penampakkan Yesus yang pertama kepada umat manusia.
Maria Magdalena menjadi pilihan pertama peristiwa Yesus bangkit dari antara orang mati. Semua tak lepas dari kesetiaan dan ketekunannya mengikuti Yesus, baik Yesus masih hidup sampai Yesus mati dikubur. Bahkan setelah Dia bangkitpun Maria tetap setia dan taat kepada Kristus. Tuhan Yesuspun berbelas kasihan padanya dan memakai dia sebagai “yang pertama” dalam cerita Injil pasca kebangkitan Yesus. Kesetiaan dan ketulusan hatinya membuat Yesus sangat mengasihi dia.
Demikian firman Tuhan hari ini.
Kata Yesus kepadanya: “Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?” Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: “Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya.” (ay 15)
Sedih karena setia kepada Tuhan, begitulah Maria Magdalena. Sedihnya adalah tanda dia fokus hanya kepada Yesus. Yesus adalah segalanya bagi dia. Maka, dia merasa hidupnya sangat hampa jika tidak bertemu dan melayani Yesus, sekalipun Dia sudah tinggal mayat saja.
Bagi Maria, yang penting dia bersama Yesus, dia merasa aman dan nyaman. Dia terlanjur setia dan amat sangat mengagumi Yesus. Karena Yesus adalah segalanya bagi Dia bahkan banyak perempuan yang setia pada-Nya ketika itu. Karena Yesus memang memang adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Maka sangat wajarlah kalau Maria merasa sedih dan berdukacita atas kehilangan mayat Tuhannya, sekalipun itu hanya jenazah saja.
Kita sebagai umat Tuhan patut bersyukur karena kita tidak mengalami kesedihan karena kehilangan Tuhan. Kita bebas mencari Dia, tanpa hambatan, karena Dia terus ada bersama kita. Dan tak ada batasan bagi kita bertemu Dia. Sehingga kita berbahagia, karena memiliki Allah yang mahahadir dan maha kasih. Juga kita tidak perlu sedih dan kuatir tak berjumpa Yesus, karena kita setiap saat bisa bertemu Yesus yang tiada pernah menghilang dari hidup kita.
Justeru kita harus bersedih dan menangis karena terlalu sering abai dengan Tuhan. Kita harus mengisi dan sedihkan hidup kita yang terlalu banyak kali meninggalkan Dia, mengikuti cara hidup kita yang salah dan menuju kebinasaan.
Karena itu ubahlah orientasi hidup kita. Jangan buat Yesus bersedih karena kita. Tapi buatlah Tuhan selalu tersenyum, karena didapati-Nya kita terus hidup mencari Dia dalam segala hal. Sehingga kita akan menerima kasih karunia-Nya yang melimpah ruah dalam hidup kita selamanya. Amin
Doa: Tuhan Yesus, ajarlah kami terus hidup menyenangkan-Mu, bukan menyedihkan Tuhan. Pakailah hidup kami sesuai kehendak-Mu. Amin
Syalom..
Jangan sedihkan hati Tuhan. Senangkan Dia dengan hidup menurut jalan-Nya
Salam sehat..
Tuhan Yesus memberkati bersama keluarga. Amin