RHK Rabu, 24 Agustus 2022

Lakukanlah Untuk Tuhan”

Roma 14:5-6

Umat Kristen di Roma cukup heterogen atau majemuk. Hal ini tak dapat dipungkiri menimbulkan perbedaan pendapat yang menjurus pada pertentangan di antara jemaat. Terutama di antara dua kelompok besar di jemaat itu. Yakni kelompok Kristen Yahudi dan Kristen non Yahudi atau Kristen Yunani.

Selain berbeda dalam hal makan, mereka juga berbeda dalam hal hari. Orang Kristen Yahudi memandang bahwa ada hari yang baik, kudus dan suci. Sedangkan jemaat Kristen Yunani menganggap semua hari sama. Sebab semua hari adalah ciptaan Tuhan.

Pertentangan ini menimbulkan perselisihan di antara kedua kelompok ini. Mereka masing-masing merasa benar dan yang lainnya salah. Pelayanan berjemaat pun menjadi bermasalah karena pertentangan yang masing-masing berpegang pada pemahaman dan juga tradisinya.

Rasul Paulus dengan hikmat dari Tuhan mengatakan bahwa tradisi masing-masing silahkan dipegang. Tapi, semua harus diarahkan kepada Tuhan. Segala sesuatu yang dilakukan umat Tuhan, harus dilakukan untuk Tuhan. Bukan karena tradisi atau untuk kepuasan diri sendiri dan sesama atau kelompok kita.

Demikian juga dengan hal makan dan minum. Siapa yang makan ataupun tidak makan, harus melakukan itu untuk Tuhan. Sebab yang paling penting bukan soal tradisi dan atau soal lahiriah kemanusiaan, tapi muaranya yang harus tertuju pada pemuliaan nama Tuhan. Bukan yang lain.

Jadi apapun yang dilakukan oleh umat Tuhan, harus dilakukan sebagai bentuk ucapan syukur kepada Tuhan. Bukan untuk kepentingan tradisi atau kepentingan dan kebutuhan manusia duniawi. Tapi segala sesuatu kita lakukan dalam ucapan syukur untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.

Demikian firman Tuhan hari ini.
“Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.” (ay 5, 6)

Apapun yang kita lakukan, kerjakan, usahakan dan perbuat di dunia ini, dan dengan tradisi, cara, model, gaya, atau metode apapun juga, hendaklah itu ditujukan dan terarah untuk Tuhan. Kita melakukan segala-galanya dalam ketaatan kepada Kristus Yesus, Tuhan kita sebagai Sumber segala sumber kehidupan kita.

Tradisi, kebiasaan, budaya, adat istiadat atau apapun yang ada di sekitar kita, dapat saja kita pegang. Tetapi semuanya jangan sampai menghambat dan membelokkan pemahaman iman kita menjadi keliru atau salah kaprah. Jangan membiaskan pemahaman dan ketaatan iman kita karena adat istiadat, tradisi, budaya, kebiasaan dll itu. Tapi pakailah semua kekayaan yang ada di sekitar kita untuk Tuhan.

Segala sesuatu apapun dan bagaimanapun di dunia ini, haruslah kita kerjakan dan lakukan dalam ucapan syukur kepada Tuhan. Artinya, Tuhan Yesus lah yang harus diutamakan dalam segala hal. Karena segala sesuatu berasal dari Dia, untuk kita dan bagi Dialah segala hormat dan kemuliaan nama-Nya.

Allah sangat mengasihi kita. Dia sudah, sedang dan akan terus sampai selamanya mengasihi, memelihara dan memberkati kehidupan kita. Karena itu, apapun yang kita lakukan di dunia ini, haruslah dilakukan dalam ucapan syukur kepada Tuhan meski dengan cara, metode, bentuk dan gaya yang berbeda, sesuai adat istiadat, kebiasaan, tradisi ataupun budaya di mana kita berada.

Semua keluarga dan jemaat atau orang Kristen di dunia ini memiliki adat istiadat, tradisi, budaya dan kebiasaan yang berbeda-beda. Tetapi, di mana saja kita berada dan ke manapun kita pergi, serta apapun yang kita lakukan, kerjakanlah semuanya itu untuk hormat dan kemuliaan nama Tuhan.

Perbedaan pendapat, sikap, prilaku, tradisi, budaya, kebiasaan, janganlah dipertentangkan. Tapi dijadikan sebagai kekayaan bersama dalam mengiring Tuhan. Tidak perlu menyalahkan atau menghakimi siapapun. Apapun dan bagaimanapun keadaan sesama kita, tiadalah hak sedikitpun bagi kita untuk menghakiminya. Kewajiban kita adalah tetap mendoakan, mengasihi dan menolong sesama kita dengan cara yang berkenan kepada Tuhan.

Marilah kita melakukan segala sesuatu bukan karena tradisi atau kebiasaan, tapi karena kita melakukan semuanya untuk Tuhan. Yakni dalam ucapan syukur sebagai bentuk terima kasih kita kepada Dia yang tidak pernah meninggalkan kita. Utamakanlah Tuhan maka Tuhan pasti mengutamakan kita dalam segala perkara. Amin

Doa: Tuhan Yesus, pakailah hidup kami untuk terus mengutamakan Tuhan dan selalu dalam ucapan syukur kepada-Mu. Berkatilah kami senantiasa ya Tuhan. Amin