Pelakon badut jalanan mendatangi Kantor Sat Pol PP Manado.
JELAJAHSULUT.COM-Muslhimba merupakan salah satu pelakon badut jalanan yang biasa beroperasi di lokasi lampu lalu lintas.
Sejak Sat Pol PP Kota Manado menertibkan profesi badut jalanan pada Selasa, 4 Juli 2023 kemarin, dia dan sejumlah rekannya kehilangan mata pencaharian.
Merasa mendapat perlakukan tak adil, Muslimhimba dan beberapa pelakon badut jalanan mendatangi markas Sat Pol PP Manado di Jalan BW Lapian, Rabu (6/7/2023).
“Kedatangan kami ke kantor Pol PP bukan untuk berdemo hanya mencari solusi tentang nasib kami,” ujarnya.
Ia menyayangkan jika mereka sudah tidak bisa lagi menjalankan profesi itu.
“Bagaimana dengan nasib keluarga kami, anak dan istri,” ucapnya.
Selain itu menurutnya, dengan profesi tersebut, banyak anak – anak yang tidak memiliki pekerjaan di wilayah Paal 2 bisa memiliki penghasilan.
“Banyak ini anak – anak yang di terminal cuma nongkrong – nongkrong sekarang so ba badut, so ada penghasilan. Jadi so berkurang itu kejahatan,” tutupnya.
Sebelumnya Sat Pol PP dan Dishub melakukan penertiban badut-badut jalanan yang mangkal di hampir di setiap traffic light di Kota Manado.
Penertiban ini menuai kecaman dari masyarakat.
Sebagian masyarakat menilai bahwa profesi badut jalanan tidak merugikan siapapun tapi mereka malah menghibur masyarakat di tengah kepenatan Kota Manado.
Dalam sebuah postingan soal penertiban badut jalanan di Grup Sulut Viral, netizen juga membela profesi tersebut. Seorang pengguna akun media sosial Facebook menulis bahwa yang seharusnya ditertibkan adalah mereka yang suka pungli dan pelaku tindak kriminal.
Postingan penertiban badut jalanan di Grup Sulut Viral ini mendapat komentar ribuan netizen dan rata-rata mendukung keberadaan badut jalanan.
Di satu sisi ada juga yang menilai bahwa badut jalanan menggangu visual (penglihatan) pengendara saat berada di jalan raya.