JELAJAHSULUT.COM-Frits Johanes Tumbelaka atau biasa dipanggil Broer Tumbelaka adalah Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) yang pertama.
Sebelumnya juga dia merupakan Gubernur Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah yang kedua sebelum kedua wilayah ini dipisah.
Dalam kariernya Tumbelaka pada awalnya sebagai tentara hingga menjadi perwira senior di Divisi Brawidjaja (sekarang Kodam V/Brawijaya).
Ia sempat mengepalai Batalyon 17 semasa Perjanjian Roem-Roijen. Setelah berhenti menjadi tentara, Tumbelaka kemudian sempat bekerja sebagai kontraktor sipil di Jawa Timur.
Pada masa pergolakan Permesta di Sulawesi, Tumbelaka berperan penting dalam upaya penyelesaian masalah tersebut.
Inisiatifnya diawali pada bulan Oktober tahun 1959, yaitu dengan menghubungi Kolonel Surachman, komandan Divisi Brawidjaja.
Tumbelaka selanjutnya secara aktif menghubungi para tokoh Sulawesi Utara yang terlibat pemberontakan tersebut. Pertemuan perundingan diawali 15 Maret 1960 di desa Matungkas, wilayah Tonsea, antara Tumbelaka selaku Wakil Gubernur Sulawesi Utara dan Tengah serta Overste D.J. Somba selaku Panglima KDM-SUT (Permesta).
Ini berlanjut dengan pertemuan-pertemuan lainnya, hingga akhirnya pada 4 April 1961 terjadi upacara perdamaian di Malenos, Amurang Timur.
Tumbelaka juga terlibat dalam penyelesaian pemberontakan Darul Islam di Sulawesi Tengah dengan menegosiasikan penyerahan diri para pemberontak tersebut.
Dalam pemerintahan, Tumbelaka menjadi Gubernur Sulawesi Utara Tengah kedua menggantikan A.A. Baramuli, sekaligus menjadi Gubernur Sulawesi Utara yang pertama ketika Sulawesi Tengah dipisahkan dari Sulawesi Utara.
Ia juga pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Sulawesi Utara yang pertama. Atas jasa-jasanya, Tumbelaka dianugerahi sekitar 12 bintang jasa dari Pemerintah RI.
Taufik Tumbelaka putra Broer Tumbelaka kembali mengenang berpulangnya Ketua DPRD Sulut Pertama.
Berikut kutipannya: Waktu itu tengah malam. Pergantian hari. Pergantian tanggal. 19 Agustus menuju 20 Agustus 1983 Kami keluarga inti berkumpul Di ruang rawat inap VIP RSPAD Jenderal Gatot Soebroto Jakarta.
Kami ditemani 2 sahabat keluarga Asisten Sospol ABRI, Mayjen Goenarso SF Dan Tokoh Permesta Kolonel. Lendy Tumbelaka
Kami melepas kepulangan kepala keluarga kami kepada Sang Pemilik. Frits Johanes Tumbelaka Broer Tumbelaka.
Kami kehilangan tumpuan “kaki kanan” kehidupan untuk melangkah kedepan.
Kami hanya mengandalkan tumpuan “kaki kiri”, Ibunda.
Dalam perjalanan kehidupan kami tanpa “kaki kanan”, kami banyak menerima hinaan, pelecehan dan sejenisnya. Bahkan sampai saat ini..
Disisi lain, kami menjadi saksi banyaknya mukjizat dan keajaiban besar ditengah perjalanan kehidupan. Tuhan Yesus mengirim sosok-sosok sahabat penopang. Penolong.
Kami berterima kasih banyak atas budi kebaikan dari rekan-rekan selama ini…🙏🙏🙏.
Tuhan Yesus melihat itu.
Diberkati Selalu
Salam Kasih🙏
Atas Nama
Keluarga Tumbelaka Ticoalu,
taufik manuel tumbelaka
Terkait Wafatnya FJ ‘Broer’ Tumbelaka pada 20 Agustus 1983. Keluarga Tumbelaka Ticoalu berterima kasih secara khusus kepada :
Jenderal Besar AH Nasution
Menteri Dalam Negeri, Soepardjo Roestam
Menteri Pertahanan Keamanan, Jenderal Poniman
Gubernur Sulawesi Utara
Gubernur DKI Jakarta
Gubernur Jawa Timur
Gubernur Sulawesi Selatan
Gubernur Sulawesi Tengah
*Tokoh Besar Permesta,
- AE Kawilarang
- Ventje Sumual
- DJ Somba
Untuk dukungan doanya. - Juga kepada Isteri Panglima TNI Jenderal LB Moerdani yang sempat datang khusus untuk membezuuk di ruang rawat inap VIP RSPAD Jenderal Gatot Soebroto dan meminta jajaran RS memberikan perhatian khusus terkait perawatan Broer Tumbelaka.
Banyak pihak menolong kami dengan langkah nyata..🙏🙏🙏
Tinggalkan Balasan