Para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Kota Manado akhirnya menyepakati musik menjadi sektor unggulan yang akan diprioritaskan sepanjang tahun 2021.

Musik nantinya akan menopang 16 sub sektor lainnya seperti kuliner, fashion, fotografi. Kesepakatan terjadi tersebut setelah para pelaku usaha ekraf ini bertemu dan berdiskusi selama dua hari (21-22/4/2021) di Grand Kawanua Convention Center.

Kegiatan yang dipelopori oleh Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Direktorat Infrastruktur Ekonomi Kreatif bertujuan agar pemerintah dan pelaku usaha dapat menilai potensi ekraf yang ada untuk dikembangkan lagi.

Selliane Halia Ishak Direktur Infrastruktur Ekonomi Kreatif Kemenparekraf RI mengatakan kegiatan mereka dimulai dari tahun 2016 melalui Pemutahiran Profil Ekraf Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I).

Tujuannya bagaimana kabupaten/kota di Indonesia dapat menilai potensi ekrafnya masing-masing. Sampai 2019 tak ada pergerakan dari kabupaten/kota menjadi melalui ekraf unggulannya.

Selanjutnya pada tahun 2019 Kemenparekraf menyeleksi lagi siapa yang berkomitmen menjalankan ekraf.

Lanjut Selliane Halia Ishak Kegiatan PMK3I dilirik oleh Bappenas RI. Pada akhirnya program ini menjadi program prioritas nasional dalam RPJMN sampai 2024.

Dari 57 kabupaten/kota yang sudah uji petik, terpilih 10 kabupaten/kota sebagai daerah ekraf. Di Provinsi Sulawesi Utara ada Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara.

“Kota Manado diharapkan aktif dalam jejaring ekrafnya. Apalagi Manado-Likupang (Minut) masuk dalam destinasi super prioritas pemerintah pusat,” ujarnya.

Dengan kegiatan PMK3I 2021 ini profil ekraf Kota Manado dimutahirkan lagi, supaya lebih muncul potensinya ke peta Menparekraf. Karena menurut dia profil ekraf Kota Manado sudah dari tahun 2017 tidak ter-update.

Pada tahun 2017 musik khususnya paduan suara menjadi unggulan dalam sub sektor ekraf.

“Kegiatan yang sudah dilaksanakan selama dua hari sangat bermanfaat. Kami harapkan komunitas atau individual bersedia selalu mengupdate jika terjadi perubahan data ekraf,” tandas dia.

Walikota Manado Vicky Lumentut yang hadirerharap Walikota Manado yang baru nantinya dapat meningkatkan ekraf. Walikota dua periode ini memberikan apresiasi kepada Kemenparekraf RI

Kata Vicky Lumentut Kota Manado selama beberapa tahun ini berkomitmen meningkatkan ekraf semisal iven Manado Fiesta.

Namun dia juga turut memberikan masukan. Dia mengatakan tidak mengapa musik menjadi ungggulan sub sektor ekraf.

Tapi kalau mencari sesuatu unggulan, carilah yang berbeda dengan daerah lain. Sub sektor musik sudah duluan diunggulkan Kota Ambon beberapa tahun lalu.

Walikota Manado lebih cenderung memilih daerah ini menjadi kota dancing dan nyanyi. Karena perorangan atau paduan suara banyak meminanti dancing dan nyanyi.

“Aset ini yang perlu diangkat untuk kepentingan pariwisata. Jadi kita jangan mengekor,” katanya.

Walikota tak bermaksud menggugurkan apa yang sudah disepakati oleh pelaku ekraf. Karena kalau dilihat juga selang dua tahun terakhir, kota ini paling banyak kuliner. Karena kalau di luar Provinsi Sulut, Kota Manado terkenal dengan kulinernya.

“Fashion dan fotografi juga sangat baik. Tapi selamat untuk semua apa yang sudah dibicarakan selama dua hari ini,” pungkas dia.

Kadis Pariwsata Provinsi Sulut Henry Kaitjily yang juga diberikan kesempatan membawakan sambutan mengatakan Pemprov Sulut sangat mendukung ekraf di daerah ini.

“Kami memberikan apresiasi kepada Kemenparekraf yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan terhadap pariwisata di nyiur melambai.
Mari kita fokus kepada ekraf unggulan yang sudah dipilih,” kata dia.