JELAJAHSULUT.COM-Gelaran kegiatan Kenali dan Peduli Lingkungan Sendiri (Kenduri) Desa Damai oleh Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Utara, Jumat (17/03/2023), telah berlangsung sukses di Kelurahan Tendeki, Kecamatan Matuari, Kota Bitung.

Kegiatan ini dihadiri Prof Dr  Irfan Idris MA selaku Direktur Pencegahan Badan Nasional Pencegahan Terorisme (BNPT) dan Wali Kota Bitung, Pnt Ir Maurits Mantiri MM, Swastika Nohara S.Psi MA selaku Praktisi Film dan Akademisi, Muhammad Alfian; Ketua FKPT Sulut; Max Togas SH, Staf Subdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Omardiano; Staf Subdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT dan Totok Alqomar; Staf Direktur Pencegahan BNPT, Kadis Kesehatan Kota Bitung; Pnt dr Pitter Lumingkewas.

Sedangkan peserta yang hadir dan mengikuti keseluruhan kegiatan terdiri dari perwakilan lurah se-Kota Bitung, perwakilan Kepala Lingkungan, perwakilan Ketua RT dan RW se-Kota Bitung, unsur tokoh agama, Karang Taruna dan LSM serta ormas di Kota Bitung lainnya.


Pada kesempatan itu Prof Irfan Idris mengatakan, penyebaran paham radikalisme dan terorisme saat itu telah menyentuh semua elemen masyarakat. ”Kalau dulu hanya laki-laki yang dilatih dan dididik untuk menjadi pelaku utama bom bunuh di tindakan terorisme lainnya. Tetapi sekarang perempuan dan anak-anak sudah menjadi target utama kelompok penyebar paham radikalisme dan terorisme, ” ujar Irfan.

Karena itu, BNPT bekerjasama dengan FKPT yang ada di daerah melalui Bidang Media, Hukum dan Humas menggelar kegiatan dengan nama ”Kenduri” di desa-desa yang ada di 34 Provinsi di Indonesia.

Prof Irfan menyatakan senang berada di Kota Bitung, Sulawesi Utara dan membagi informasi dan pengetahuan terkait bahaya paham Radikalisme dan Terorisme. Diakuinya anggaran yang diberikan ke BNPT, untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat pencegahan terhadap paham berbahaya ini tidak besar.

Namun hal ini tidak menyurutkan tekad dan inovasi untuk melawan kelompok radikal yang menginginkan Indonesia menjadi negara khilafah. ”Kita sudah final dengan NKRI dan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa, ” ujarnya.

Sementara itu, Wali Kota Bitung, Ir Maurits Mantiri MM menyatakan, kerukunan antar umat beragama dan seluruh masyarakat yang berada di Kota Bitung sudah berlangsung sekian lama. ”Inilah yang menjadi modal kami untuk membangun dan menjadikan daerah ini sejajar dengan daerah lainnya di Indonesia, ” ujar Maurits meyakinkan.

Dia pun mengapresiasi BNPT dan FKPT Sulut yang telah memilih Kota Bitung sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan pelibatan masyarakat dalam pencegahan paham radikalisme dan terorisme di Sulut.

”Kami masyarakat Bitung menyambut dengan cinta dan persahabatan serta mengucapkan terima kasih kepada BNPT yang telah mempercayakan Kota Bitung sebagai tempat penyelenggaraan, ” ujarnya.

Saat Prof Irfan memberikan materi ada empat penanya yang merespons dengan memberikan pertanyaan antara lain; Pdt Yani Rumangkun dari BAMAG Kota Bitung, KH Baharudin Bandu dari unsur BKSAUA Kota Bitung, Pdt Mike Maleke, Ketua BAMAG Bitung dan Muzakir Boven; LSM Lembe Bersatu.

Ikut memberikan materi yang diracik dalam bentuk diskusi dan tanya jawab adalah Swastika Nohara S.Psi M.A

Di sesi ini peserta dibagi dalam beberapa kelompok, kemudian diakhiri dengan Lomba Cerdas Cermat.

Pengurus FKPT Sulut lainnya yang ikut hadir Sekretaris FKPT Sulut; dr Makmun Djaafara, Kabid Agama; KH Dr Ahmad Rajafi M.H.I, Kabid Media, Hukum dan Humas; Aswin Lumintang, Kabid Pemuda, Ridwan Hidayat, Emro Najoan, Diana Amelia Sondakh dan Tommy Saune selaku staf BNPT Sulut.