“Bulan Desember akan menjadi ruang ekspresi bagi seluruh masyarakat Sulawesi Utara. Pekan Kebudayaan ini bukan hanya acara pemerintah, tapi milik bersama — tempat kita merayakan keberagaman dan meneguhkan jati diri daerah,” ungkap Gubernur YSK dalam sambutannya yang disambut tepuk tangan meriah.
Rangkaian Pekan Kebudayaan Sulut 2025 nantinya akan melibatkan seluruh kabupaten dan kota di daerah ini. Sejumlah kegiatan telah disiapkan, mulai dari parade budaya lintas etnis, pementasan musik dan tari tradisional, pameran kerajinan dan kuliner khas daerah, hingga dialog budaya serta lokakarya kreatif.
Acara pembukaan dijanjikan akan berlangsung megah dengan menampilkan ratusan seniman dari berbagai penjuru Sulawesi Utara. Mereka akan memvisualisasikan kekayaan budaya dari Minahasa, Bolaang Mongondow, Nusa Utara, dan wilayah lainnya dalam satu panggung kolaboratif.
Menurut Gubernur, kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat posisi Sulawesi Utara sebagai pusat pertumbuhan budaya dan ekonomi kreatif di kawasan timur Indonesia, sekaligus memperluas promosi karya seni daerah di level nasional maupun internasional.
Semangat para seniman pun terlihat jelas malam itu. Banyak di antara mereka menyatakan siap berpartisipasi aktif dan menampilkan karya terbaik, sebagai bentuk kontribusi nyata terhadap pelestarian budaya lokal.
Selama pelaksanaan festival, pemerintah juga menyiapkan program edukatif bagi pelajar dan generasi muda, agar mereka dapat lebih mengenal serta mencintai warisan budaya Sulut yang kaya dan beragam.
Bagi Pemerintah Provinsi, Pekan Kebudayaan Sulut bukan sekadar perayaan tahunan, melainkan strategi kebudayaan jangka panjang untuk memperkuat identitas daerah. Dengan kolaborasi antara pemerintah, komunitas seni, dan masyarakat, Sulawesi Utara berkomitmen menjaga agar kebudayaan tetap hidup dan menjadi fondasi moral dalam pembangunan masa depan.
