MINAHASA, JELAJAHSULUT.COM-Masyarakat Nyiur Melambai pasti sudah tak asing lagi dengan gurihnya Kacang ‘Tore’ Kawangkoan asal Kabupaten Minahasa.
Sejak dulu, cemilan ini sudah terkenal ke pelosok Sulawesi Utara (Sulut) bahkan sampai ke Nusantara.
Di Kecamatan Kawangkoan bahkan ada Tugu Kacang yang berdiri di jalan protokol, menunjukan identitas bahwa daerah ini terkenal dengan kacangnya.
“Saya beli langsung ke petani. Untuk penjualan di seputaran Kawangkoan dan sisanya ke Kota Manado. Kami memproduksi empat jenis kacang yakni belimbing, merah, batik, ungu,”
Marcel Taroreh
Bicara soal usaha Kacang Kawangkoan, tentunya ada yang baru dirintis.
Namun ada pula masyarakat yang sudah menggeluti selama berpuluh-puluh tahun.
Seperti pemilik usaha Kacang ‘Tore’ Kawangoan bernama Marcel Taroreh, yang sudah ada sejak 30 tahun silam.

Marcel Taroreh mengaku 30 tahun lalu, usaha tersebut dirintis oleh orangtuanya.
Namun yang namanya bisnis, pasti ada suka duka, untung atau rugi.
Apalagi dalam masa pandemi covid-19 sekarang ini. Marcel Taroreh kepada www.JelajahSulut.com, Rabu (5/5/2021) mengatakan produksi Kacang Kawangkoan menurun.
Seperti hukum ekonomi yang berlaku, ada permintaan dan penawaran.
Pada masa pandemi covid-19 ini permintaan menjadi berkurang.
Sekarang dia hanya bisa memproduksi tak kurang dari 20 kilogram Kacang Kawangkoan dalam sebulan.
“Sebelum pandemi bisa sampai 50 kilogram sebulan,” ujar dia.

Marcel Taroreh yang beralamat di Desa Kinali 1, Kecamatan Kawangkoan, Kabupaten Minahasa ini melanjutkan bahwa sekali produksi dia bisa menghasilkan sebanyak 5 karung kacang. Sekali sangrai ada 50 liter kacang dan butuh waktu 45 menit.
Bahan baku kacang diperoleh dari petani dari Desa Kanonang, Desa Tombasian, Desa Kayuuwi Desa Tompaso dan sekitarnya.
“Saya beli langsung ke petani. Untuk penjualan di seputaran Kawangkoan dan sisanya ke Kota Manado. Kami memproduksi empat jenis kacang yakni belimbing, merah, batik, ungu,” pungkas dia.
Dia mengatakan akan tetap tekun menjalani usaha ini, apalagi merupakan warisan keluarga. Tapi Marcel Taroreh berharap pemerintah juga bisa membantu supaya usahanya bisa jalan normal.
