Nantinya, sambung Tiko, semakin banyak bandara yang mengalami kelangkaan penerbangan Garuda mengingat perusahaan akan fokus pada rute-rute yang benar-benar menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Perluas Jaringan Penerbangan, Garuda Indonesia Gandeng Emirates
Tiko mengatakan pengurangan jumlah rute merupakan imbas dari pemangkasan jumlah pesawat, yaitu dari 142 pesawat menjadi 50-60 pesawat saja yang beroperasi. Hal ini juga merupakan dampak dari pengurangan jenis pesawat di perusahaan dari 13 jenis menjadi 7 jenis.

“Biasanya airlines yang bagus mungkin punya 2-3 jenis pesawat, nah ini Garuda mulai dari seri 777, 737, A320, A330, CRJ, ATR45, ATR75, semuanya ada, jadi memang banyak sekali dan ini membuat kompleksitas daripada pengelolaan cost jadi mahal,” pungkasnya.

Rencana penutupan sejumlah rute internasional yang dimiliki Garuda Indonesia itu sejalan dengan imbauan Menteri BUMN Erick Thohir yang menyarankan Garuda menutup rute internasional yang sepi peminat, dan fokus pada rute domestik yang lebih menjanjikan.