JELAJAHSULUT.COM- Hasil Survei Indoresearch Public Care (IPC), Lembaga Survei Independen berkelas nasional yang berkantor pusat di Rukan Graha Permata Pancoran Kav A-8 Jakarta, menunjukkan 2 calon kuat akan bersaing ketat di Pilkada Kabupaten Minahasa Tenggara (Mitra).


Keduanya yaitu Plt. Bupati Mitra 2018 yang juga Wakil Bupati Mitra 2013-2018, Ronald Kandoli (RK) dan Ketua Tim Penggerak PKK Mitra 2013-2023, juga Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Utara periode 2019-2024, Djein Leonora Rende (DLR), mereka memiliki kualitas personal dan elektabilitas tertinggi pada hasil survei terbaru di bulan Mei 2024.


“Kami melakukan survei ini tujuannya untuk mengidentifikasi kualitas personal dan elektabilitas dari masing-masing bakal calon, baik yang mendaftar di Parpol maupun Koalisi Gabungan Parpol. Setiap Calon Bupati dan Wakil Bupati, tentunya memiliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Karena itu, perlu diukur vote awareness dan elektabitas figur mereka, berdasarkan keinginan rakyat,” kata Direktur Riset dan Operasional IPC DR Afendy A Nugroho, didampingi Febryan Rumbay, Koordinator Area Kabupaten Mitra.


Data survei dengan total 2.880 responden, mengambil sampel masing-masing 20 orang dari tiap Kelurahan/Desa se-Kabupaten Mitra yang tersebar di 12 Kecamatan, 9 Kelurahan dan 135 Desa dengan pemilih tetap berjumlah 89.286.


Survei menggunakan metode multistage random sampling yang mengacu pada daftar pemilih tetap (DPT). Indoresearch Public Care (IPC) merilis hasil survei terhadap 10 orang Bakal Calon Bupati dan 12 orang Bakal Calon Wakil Bupati di Pilkada Mitra 2024.


Kualitas personal dan elektabilitas figur Ronald Kandoli (RK), sementara ini masih teratas dan bersaing ketat dengan Djein Leonora Rende (DLR), jika dibandingkan dengan 8 bakal Calon Bupati lainnya. Ini berdasarkan hasil survei IPC, namun realita politik saat ini tidak memungkinkan keduanya untuk berpasangan maju di Pilkada Mitra 2024.


“Alasannya, Ronald Kandoli (RK) yang dikenal sebagai Pengusaha sukses yang bergerak di bidang Minyak dan Gas (Migas), hampir pasti diusung PDI Perjuangan dan sudah ditentukan untuk pendampingnya bakal calon wakil bupati adalah kader internal..


Sedangkan Djein Leonora Rende (DLR) sendiri terdaftar resmi sebagai Calon Bupati di Gabungan Partai NasDem, Partai Gerindra dan PPP yang mendeklarasikan Koalisi Restorasi Pembangunan Mitra Maju (RPMM). Pasangan RK-DLR ataupun sebaliknya DLR-RK, tidak akan pernah ada di Pilkada Mitra,” tutur Febryan Rumbay, Koordinator Area Kabupaten Mitra.


Hasil Survei IPC terbaru kali ini, di posisi bakal Calon Bupati Mitra menempatkan Ronald Kandoli (RK) teratas meraih dukungan (25.2%), hanya selisih (0,8%) ditempel ketat di urutan kedua Djein Leonora Rende (DLR) dengan dukungan (24.4%). Ketiga, Roy Tambajong (17.3%), keempat Tonny Hendrik Lasut (THL) didukung (16.8%). Kemudian kelima, Stenly Tjanggulung (ST) meraih dukungan (15,2%). Sisanya (1.1%) responden Tidak Tahu/Tidak Jelas dan Rahasia.


Sementara untuk posisi bakal Calon Wakil Bupati Mitra yang memiliki elektabitas tertinggi ditempati Niko Royke Pelleng (NRP) dengan perolehan dukungan (38.8%). Diikuti posisi kedua, Katrien Mokodaser (KM) didukung (21.5%). Sukardi Mokoginta (SM) dengan dukungan (11.7%), keempat Menix Mexer Manopo (M3) meraih dukungan (9.9%), kelima Fredy Tuda didukung (8.7%). Sisanya (9.4%) responden Tidak Tahu/Tidak Jelas dan Rahasia.


Direktur Riset dan Operasional IPC, DR. Afendy A. Nugroho menegaskan, Indoresearch Public Care (IPC), pada tahun 2005 dan 2010, pernah berkontribusi menyukseskan Pilgub Sulut, yang dimenangkan Gubernur Sinyo Harry Sarundajang (SHS), untuk periode 2005-2010 dan 2010-2015, juga pernah berkontribusi menyukseskan Pilgub Sulut, tahun 2015 yang dimenangkan pasangan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, untuk periode 2015-2020.


Demikian juga IPC pernah berkontribusi menyukseskan Pilkada Mitra pada tahun 2008, yang dimenangkan Bupati Telly Tjanggulung (T2), periode 2008-2013,” jelasnya.
Namun harus ditegaskan, bahwa IPC adalah Lembaga Survei dan Observasi Independen, yang tidak berafiliasi dengan parpol ataupun kandidat tertentu. “Meski demikian, hasil survei, tidak menutup kemungkinan akan dijadikan referensi maupun rekomendasi parpol dalam mengusung pasangan calon di Pilkada Mitra nanti,” pungkasnya.