RHK Kamis, 20 April 2023
Rabuni, Guru yang Maha Agung
Yohanes 20:16
Ketika Jepang dibombardir dengan bom atom oleh sekutu yang menghancurluluhkan kota Hiroshima dan Nagasaki, Kaisar negeri Matahari Terbit itu mendatangi kedua kota itu. Kaisar waktu itu adalah Hirohito, yang dikenal sebagai Tenno Heika yang berarti “Yang Mulia Kaisar.” Saat berada di dua lokasi itu, sang kaisar menanyakan 2 hal: Pertama, adakah perempuan yang tersisa? Kedua, adakah guru yang masih hidup?
Perempuan, karena harus melanjutkan keturunan. Sedangkan tentang guru, karena gurulah yang menciptakan dan mempersiapkan masa depan bangsa. Bahwa guru memiliki peran yang sangat penting untuk membangun dan membesarkan bangsa Jepang sehingga bisa meraih kejayaan negeri Sakura itu di masa mendatang. Bahwa gurulah yang sangat dan paling berperan menentukan masa depan bangsa agar bangkit dan meraih kegemilangan lagi.
Yah, guru memiliki peran sangat penting dalam membangun bangsa. Itulah sebabnya guru disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa. Mereka memang menjadi pahlawan bangsa, karena perannya mendidik anak bangsa untuk masa depan negara, bahkan gereja. Maria Magdalena menyapa Yesus sebagai Rabuni. Artinya Guru. Dalam bahasa Ibrani, Rabuni dan Rabbi sama artinya guru. Tetapi Rabuni lebih menunjukkan ucapan atau sapaan dengan rasa respek atau rasa hormat dan penghargaan dalam hubungan seseorang dengan Sang Rabuni. Rabuni juga bermakna besar dan maha agung. Jadi sebutan Rabuni adalah ungkapan dan pernyataan kehormatan Atau mengandung makna lebih terhormat karena kapasitasnya sebagai Maha Agung.
Dalam Markus 10:51, Bartimeius, seorang buta, menyapa Yesus sebagai Rabuni. Katanya kepada Yesus, “Rabuni, supaya aku dapat melihat.” Yesus menjawab dia sesuai imannya sehingga dia dapat melihat. Jadi, Yesus disebut Rabuni karena benar-benar Dia adalah Guru Maha Agung. Dia maha mulia, baik pengajaran maupun teladan-Nya sungguh mengagumkan. Apalagi Yesus menyertakannya dengan banyak mujizat.
Jadi sapaan Rabuni oleh Maria Magdalena merupakan ungkapan rasa hormatnya kepada Guru Maha Agung, yang telah mengajarkan banyak hal yang sangat mulia dan melampaui akal manusia. Sehingga Dia layak mendapatkan penghormatan itu. Ungkapan Maria adalah spontanitas, karena bangga, senang dan bahagianya dia berjumpa dengan Yesus. Diapun menyapa Yesus dengan Rabuni.
Demikian firman Tuhan hari ini.
Kata Yesus kepadanya: “Maria!” Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: “Rabuni!”, artinya Guru. (ay 16)
Semua negara, termasuk Indonesia butuh guru. Karena peran penting dan strategis guru di semua tingkatan dan kebutuhannya. Yesus, juga adalah Guru. Tapi, bukan Guru sembarang guru. Dia jauh lebih besar dari guru besar. Dia adalah Sang Rabuni, Guru Yang Maha Agung. Keagungan-Nya mengatasi apapun, sebab Dia adalah Guru maha agung dari segala guru besar dan guru agung manapun juga. Dialah Sumber ilmu pengetahuan, dan Dialah yang menciptakan semua guru apapun dan ilmu apapun juga.
Itulah sebabnya, Maria Magdalena menyapa-Nya dengan Rabuni. Juga Bartimeus. Karena mereka tahu bahwa Yesus bukan hanya luar biasa dalam mengajar tetapi Dia melakukan apa yang Dia ajarkan disertai banyak mujizat dalam pengajaran-Nya yang tidak dapat dilakukan oleh guru besar sebesar apapun juga.
Sebab guru besar atau guru apapun juga adalah ciptaan dan milik-Nya. Mereka mengajar ilmu yang adalah pemberian dan ciptaan-Nya baik di bawah maupun di atas, di dalam dan di luar alam semesta ini. Itulah keagungan Guru Maha Agung kita. Maka Dia disebut sebagai Rabuni. Dia Sumber segala sumber ilmu apapun juga.
Maria mengingatkan kita agar memberi penghormatan yang setinggi-tingginya kepada Yesus. Karena Dia seorang Rabuni. Dia pencipta ilmu, guru dan segalanya. Tanpa Dia, ilmu, guru dan segalanya tidak ada. Lebih dari itu, Dia mengajarkan apa yang Dia lakukan, dan melakukan apa yang Dia ajarkan. Sehingga pendidikan yang Dia wariskan sangat berkarakter dan pasti sangat menghidupkan manusia dan menjamin masa depan kita, bukan hanya di bumi tapi sampai di sorga mulia.
Bahkan cara Yesus menyapa Maria juga mencerminkan Dia sebagai Rabuni sejati. Dia menyapa Maria dengan kasih, sebagai pengajaran kepada kita untuk meneladani sikap-Nya yang mahakasih dan tak memandang rendah orang lain, sekalipun dia seorang yang lemah dan rendah dibandingkan jabatan dan kedudukan serta status sosial kita.
Sebagai anak Tuhan, jadilah guru yang baik kepada semua orang, dengan mengajarkan kasih dan kebenaran Kristus, sehingga orang semakin banyak mengenal Kristus dan menjadi percaya pada-Nya. Supaya, nama Tuhan dimuliakan lewat setiap sikap dan prilaku hidup kita yang baik. Amin
Doa: Tuhan Yesus, jadikan kami guru yang baik dalam mengenalkan Injil Tuhan kepada semua orang dalam tindakan nyata. Agar mulialah nama Tuhan selamanya. Amin
Syalom..
Semangat hari Kamis. Teladanilah Sang Rabuni
Salam sehat..
Tuhan Yesus memberkati bersama keluarga. Amin
Tinggalkan Balasan