Sebagai maskapai yang sudah membuka peluang ekspor komoditas Sulut sejak September 2020, Garuda Indonesia tetap eksis melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor.

“Ekspor ke Jepang tetap optimal, terutama untuk pengiriman cargo produk Tuna,” sambungnya.

Komoditas yang ekspor ke Jepang paling banyak produk hasil perikanan dan pertanian. Baik dari daerah Sulut maupun luar Sulut seperti Maluku dan Maluku Utara.

Seiring dengan kesuksesan Pemprov Sulut melakukan program “direct call export”, berhembus kabar adanya monopoli dalam program tersebut.

Wagub Kandouw menerangkan bahwa kesempatan ekspor ini terbuka untuk umum. Artinya tidak ada monopoli. Semua bebas, siapa saja boleh memanfaatkan fasilitas Garuda.