JELAJAHSULUT.COM – Nama mantan Bupati Minahasa Selatan dua periode sekaligus anggota DPR RI, Christiany Eugenia Paruntu atau yang akrab dengan panggilan Tetty Paruntu, kembali dicatut oknum tak bertanggung jawab untuk melakukan penipuan.
Belakangan ini beredar pesan WhatsApp dari nomor asing yang menggunakan foto dan nama Tetty Paruntu. Oknum tersebut mencoba menipu kerabat serta orang-orang dekat dengan Tetty dengan dalih menawarkan proyek.
Dalam pesan itu, pelaku seolah-olah menjanjikan bantuan proyek dan kemudian meminta sejumlah uang sebagai “balas jasa” apabila korban tergiur.
Kepada wartawan Tetty Paruntu membenarkan adanya modus penipuan ini. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak pernah menawarkan proyek melalui pesan WhatsApp ataupun meminta imbalan dalam bentuk uang.
“Ini penipuan. Jangan percaya. Mereka ini sindikat dari lintas provinsi, ” tegas Tetty Paruntu.
Tetty menambahkan, pihak kepolisian telah melacak keberadaan pelaku dan kini sedang melakukan pengejaran. Ia mengimbau kepada masyarakat Sulawesi Utara, terutama yang menerima pesan mencurigakan atas namanya, untuk tidak mudah percaya dan segera melaporkannya.
“Kalau ada yang mencurigakan segera lapor. Jangan sampai ada yang menjadi korban, apalagi sampai mengirimkan uang,” ujarnya.
Kasus pencatutan nama tokoh publik untuk penipuan lewat aplikasi pesan instan bukan hal baru. Para pelaku memanfaatkan nama besar figur politik maupun pejabat publik untuk meyakinkan korban. Karena itu, Tetty kembali mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dan selalu melakukan konfirmasi langsung bila menerima pesan mencurigakan.
Tetty Paruntu sendiri sebagai salah satu tokoh perempuan berpengaruh di Sulawesi Utara. Dua periode ia menjabat sebagai Bupati Minahasa Selatan, sebelum kemudian terpilih sebagai anggota DPR RI. Dengan popularitas dan jejaringnya yang luas, namanya kerap jadi sasaran oknum untuk menipu orang lain.
“Sekali lagi saya tekankan, saya tidak pernah meminta uang kepada siapa pun dengan alasan proyek atau urusan lainnya. Masyarakat harus waspada dan jangan sampai terjebak,” tutup Tetty Paruntu.
