ALASAN PEMILIHAN TEMA

Ada ungkapan mengatakan: “Banyak jalan menuju Roma”. Kerajaan Romawi pada masa lampau memang memiliki infrastruktur jalan yang terbilang maju. Semua jalan dalam wilayah kekaisaran menuju ibu kota Roma. Belakangan, istilah ‘banyak jalan’ dikaitkan dengan pilihan-pilihan yang berbeda namun memiliki satu tujuan. Kita boleh berbeda tapi hanya satu tujuan. Tetapi hal ini tentu tidak berlaku di semua bagian kehidupan. Ketika berbicara tentang hal yang prinsip, apalagi menyangkut kebenaran agamawi yang bersifat dogmatis, kita memegang prinsip keselamatan berdasarkan keyakinan iman masing-masing penganut agama. Itu berarti setiap orang beragama memiliki ruang pemahaman yang menuntunnya dalam kebenaran yang dipegang.

Bagi kita selaku orang percaya atau warga gereja, memiliki kebenaran iman bukanlah bersifat statis. Percaya kepada Allah Bapa di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus yang kuasa-Nya terus demi keselamatan dunia, memiliki tantangan tersendiri. Sebab ada-ada saja ajaran yang mengklaim bahwa apa yang kita percayai tidak benar atau belum tentu benar. Kita perlu terus membangun persekutuan yang saling mendoakan dan mengingatkan tentang pokok-pokok ajaran iman. Jika tidak, maka segala bentuk pengajaran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan bahkan menyesatkan di era digital ini akan bisa menggoyahkan kita. Berdoa menjadi sarana spiritual yang membuka ruang bagi pekerjaan Roh Kudus yang memberdayakan pengertian kita tentang Yesus Kristus dan segenap karya Tuhan Allah melalui Gereja bagi keselamatan dunia. Karena itu tema yang menjadi perenungan: “Yesus Kristus adalah Kepala dari Segala yang Ada.”

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Eksegese)

Kota Efesus merupakan kota yang maju dalam perdagangan, politik, agama dan terkenal karena memiliki pusat penyembahan berhala perempuan bernama Artemis. Banyak orang percaya di Efesus berasal dari latar belakang penyembahan berhala. Karena itu, mereka membutuhkan pemahaman yang kokoh tentang iman Kristen. Selain Paulus, pelayanan Kristen di Efesus dilaksanakan oleh Akwila dan Priskila (Kis. 18:18-21). Paulus pernah tinggal di sana lebih dari dua tahun (Kis 19:8, 10) dan menjadikannya tempat menulis surat kepada jemaat di Korintus. Surat Efesus berisi uraian tentang kuasa Tuhan Allah dalam Yesus Kristus melalui gereja-Nya dan bagaimana orang percaya menanggapi maksud kekal-Nya melalui cara hidup yang berkenan di tengah masyarakat.

Efesus 1:15-23 memiliki keterkaitan dengan perikop sebelumnya yang berbicara tentang berkat rohani orang percaya yang dikerjakan-Nya di dalam Yesus Kristus. Dalam konteks ini, penulis berdoa bagi jemaat Efesus. Alasan penulisan bagian Alkitab ini adalah bahwa penulis mendengar tentang iman dan kasih jemaat Efesus, sehingga ia menaikkan doa syukur. Namun, ia juga tahu iman mereka di mana jemaat Efesus masih perlu pendalaman rohani agar tidak mudah goyah di tengah tekanan sosial, budaya dan rohani. Penulis ingin menegaskan bahwa kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus bukan hanya peristiwa sejarah tetapi juga dasar pengharapan dan jaminan kuasa bagi orang percaya. Kerinduan penulis adalah agar jemaat di tengah dunia yang penuh kuasa-kuasa gelap dan godaan, tetap berakar dalam iman, memahami paanggilan Tuhan Allah, dan hidup dalam kuasa kebangkitan Yesus Kristus.

Dalam doanya, penulis tiada hentinya bersyukur atas jemaat Efesus yang mempercayakan diri seutuhnya kepada Yesus Kristus. Mereka juga sangat mengasihi orang kudus atau umat yang menyembah Tuhan Allah. Bahkan di dalam doanya, penulis selalu menyebut nama jemaat Efesus. Ia juga meminta kepada di hadapan Tuhan Allah yang disembah dalam Yesus Kristus, Bapa yang mulia, memberikan Roh-Nya kepada jemaat. Menyapa Bapa yang dikaitkan dengan “mulia” (ay. 17) menunjuk pada kuasa Tuhan Allah yang menyelamatkan dan kelayakan-Nya menerima hormat, rasa syukur serta pujian. Kemuliaan yang menunjukkan keagungan-Nya mengatasi kuasa apapun di alam semesta ini.

“Roh hikmat” (ay.17) dapat dijelaskan “Roh” yang berarti Roh Allah atau Roh Kudus, dan “hikmat” yang artinya kebijaksanaan atau pengetahuan akan kebenaran Tuhan Allah. Sedangkan “wahyu” berkenaan dengan penyingkapan atas hal-hal rohani yang dinyatakan kepada jemaat. Jadi, Roh Kudus memampukan umat mengenal Tuhan Allah dengan kebenaran yang utuh. Mengenal Tuhan Allah tidak semata belajar pengetahuan tentang-Nya namun juga mengalami kuasa kasih-Nya.

Penulis juga memohon supaya Tuhan Allah membuat “mata hati terang” (ay.18), artinya membuat jemaat memahami dengan jelas, yakni pengharapan yang terkandung dalam panggilan atau undangan Tuhan Allah bagi semua manusia. Pengharapan itu berisi pemulihan, keselamatan dan menjadi anak-anak-Nya.

Hal berikut yang harus dimengerti tentang kelimpahan berkat anugerah yang ditentukan bagi orang percaya. Bagaimana mengetahui bahwa di dalam diri kita, Tuhan Allah bekerja dengan hebat dan luar biasa. Dia menolong, membimbing dan menyelamatkan, seperti yang dikerjakan-Nya pada masa lampau (ayat 19). Apa yang dilakukan-Nya yaitu melalui kematian dan kebangkitan Yesus Kristus serta mendudukkan-Nya di sebelah kanan-Nya di sorga, artinya Dia menerima kuasa dan hormat. Suatu kedudukan tertinggi untuk memerintah bersama Tuhan Allah di sorga. Kuasa Tuhan Allah seperti itu juga yang bekerja di tengah orang percaya.

Kekuasaan Yesus Kristus melebihi segala bentuk kuasa yang dikenal manusia, entah pemerintah, penguasa, kerajaan dan berbagai kuasa roh yang memerintah. Apapun otoritas yang memilki kuasa tidak dapat menyamai kuasa Yesus Kristus, baik yang hidup pada zaman ini maupun zaman yang akan datang. Zaman akan datang menunjuk pula pada zaman ketika segala kuasa kejahatan dibinasakan.

Ayat 22 menjadi penegasan kekuasaan Yesus Kristus yang jaya mengalahkan segala bentuk kuasa dan semuanya tunduk kepada-Nya. Selanjutnya Tuhan Allah yang menjadikan Yesus Kristus yang memerintah segala sesuatu, sebagai Kepala Jemaat atau Pemimpin jemaat. Adapun jemaat adalah tubuh-Nya. Jadi ada hubungan yang begitu mendasar, akrab dan hidup antara Yesus dengan jemaat-Nya. Dalam ayat 23, jemaat menjadi “kepenuhan” atau yang dilengkapi Yesus Kristus, atau yang disempurnakan oleh Dia sebagai tubuh-Nya.

MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN

  1. Berdoa adalah bagian hakiki dari kehidupan kristiani. Berdoa merupakan cara kita untuk terhubung dengan Tuhan. Melalui doa kita menyampaikan isi hati kepada Tuhan Allah dalam bentuk ucapan syukur, permohonan dan mengalami hadirat-Nya. Tuhan Allah menghendaki agar berdoa tidak hanya untuk kepentingan diri sendiri melainkan untuk sesama kita (bersyafaat). Mendoakan orang lain membuat diri kita menjadi bagian dari pergulatan orang yang kita doakan. Dengan mendoakannya kita menghadirkan solidaritas di hadapan Tuhan Allah yang mendengar doa anak-anak-Nya. Khususnya kita menaikan doa syafaat bagi mereka yang mengalami kegoncangan iman kepada Yesus Kristus karena berbagai ajaran yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara kristiani dan cenderung menyesatkan. Doa kita hendak meneguhkan kembali agar saudara kita tetap setia pada panggilan imannya.
  2. Yesus Kristus yang kita kenal bukanlah semata nabi, tetapi Dialah Tuhan yang mengalami hidup, penderitaan dan kematian tetapi bangkit mengalahkan kuasa dosa dan maut. Tuhan Allah yang bekerja di dalam-Nya bahkan sampai mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga. Karena itu, Yesus Kristus layak di sembah, dihormati dan dimuliakan. Ia mengatasi segala bentuk kuasa dan melalui kuasa-Nya manusia dipulihkan dan diselamatkan untuk menikmati kehidupan kini dengan segala kelimpahan sampai pada kehidupan kekal di zaman yang akan datang. Sehingga hari ini tidak ada keraguan sedikitpun untuk percaya kepada Dia, Tuhan yang hidup. Segala bentuk pengajaran yang memandang Yesus Kristus bukan pada keyakinan demikian tidak bisa dipegang, termasuk yang dimunculkan dalam berbagai bentuk tayangan platform media sosial yang diputar untuk menarik kita keluar dari iman yang benar.
  3. Yesus Kristus berkuasa mengatasi segala kuasa yang ada dijadikan kepala dengan jemaat sebagai tubuh-Nya. Jemaat atau gereja memang mendapat tempat khusus, tetapi bukan untuk dirinya saja, melainkan diutus menjadi sarana keselamatan bagi dunia ini. Karena itu, Gereja harus selalu taat kepada sang Kepala yang mengutusnya. Gereja bukanlah gereja jika tanpa Yesus Kristus. Untuk senantiasa taat kepada-Nya maka gereja terus dijaga dan dibaharui melalui kuasa Roh Kudus. Gereja masa kini yang hidup di tengah kemajemukan dan perkembangan dunia, hendaknya berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara serta menyaksikan kasih Yesus Kristus melalui tugas, kerja, profesi, tanggung jawab masing-masing. Sambil kita tetap teguh menjaga jati diri selaku orang percaya.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

Apa yang saudara pahami tentang ”Yesus Kristus Adalah Kepala dari Segala yang Ada” menurut Efesus 1:15-23?
Mengapa dalam bacaan Alkitab ini ditekankan tentang doa untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar?
Bagaimana usaha-usaha kita, gereja dan masyarakat dalam memelihara kehidupan rohani dan dampak doa dalam hidup kita?
POKOK-POKOK DOA:

Memohon agar warga GMIM rajin berdoa untuk melawan setiap tantangan dan godaan.
Memohon agar kita semua sebagai Gereja harus selalu dengar-dengaran kepada Yesus Kristus, sang Kepala.
Memohon agar Gereja masa kini yang hidup di tengah kemajemukan dan perkembangan dunia, hendaknya berkontribusi terhadap pembangunan masyarakat, bangsa dan negara serta menyaksikan Yesus Kristus melalui tugas, kerja, profesi, tanggung jawab masing-masing.

TATA IBADAH YANG DI USULKAN: HARI MINGGU BENTUK II

NYANYIAN YANG DI USULKAN

Kemuliaan Bagi Allah: PKJ No. 13 “Kita Masuk Rumah-Nya”.

Ses Doa Penyembahan: NNBT No. 4 “Naikkan Doa Pada Allah”

Pengakuan Dosa: KJ No. 37a ”Batu Karang Yang Teguh”

Janji Anugerah Allah: NKB No. 15 “Hidup Yang Penuh Berbeban”

Puji-pujian: PKJ No. 281 “Tiap Orang Harus Tahu”

Ses Pemb Alkitab: KJ No. 55 Ya Sumber Kasih, Roh Kudus”.

Persembahan: NKB No. 199 “Sudahkah Yang Terbaik Kuberikan”.

Nyanyian Penutup: KJ No. 386 “Yesus Segala-galanya”.

ATRIBUT
Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.(gmim)