ALASAN PEMILIHAN TEMA

Hidup yang diberkati dan memiliki masa depan yang indah serta terpenuhinya cita-cita selalu menjadi harapan dan kerinduan semua orang. Demikian pula dalam kehidupan keluarga orang percaya, selalu mendambakan masa depan yang baik bagi anak-anak dan cucu-cucu. Itulah sebabnya setiap orang akan berupaya agar masa depan yang baik tersebut dapat diraih. Berkat atas anak dan cucu adalah dambaan setiap keluarga.

Tidak jarang dijumpai bahwa ada keluarga orang percaya rela meninggalkan Tuhan Allah hanya untuk meraih masa depan yang diinginkannya. Relasi dengan Tuhan Allah sepertinya menjadi hal yang tidak utama dan penting lagi. Ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan Allah menjadi kendor demi tercapainya tujuan dan harapan yang diinginkan. Padahal ketaatan dan kesetiaan kepada Tuhan Allah akan mengantar orang percaya untuk dapat menikmati berkat masa depan yang baik.

Oleh karena itu di minggu ini kita akan merenungkan Firman Tuhan dalam Kejadian 48:1-22 di bawah tema: “Allah sebagai Gembala Memberkati Keturunanmu.”

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Eksegese)

Kitab Kejadian dalam bahasa Ibrani disebut Beresyit yang berarti pada mulanya. Kitab ini menceritakan awal dari segala sesuatu tentang ciptaan yang sangat berhubungan dengan iman umat Tuhan Allah. Kitab ini berisikan sejarah zaman permulaan dan sejarah para bapa leluhur. Khusus Kejadian 48:1-22 mengisahkan tentang Yakub, bapa leluhur bangsa Israel, yang memberkati Yusuf dan anak-anaknya, Manasye dan Efraim di saat menjelang ajalnya.

Ayat 1-2, Yusuf yang membawa anak-anaknya, Manasye dan Efraim, untuk diberkati. Anak-anak itupun datang dan diperkenalkan kepada Yakub, selanjutnya ia meminta mereka didekatkan untuk menerima berkat. Momen ini penting karena Yakub berada dalam keadaan sakit pada saat-saat terakhir hidupnya. Yakub mengatasi kelemahan tubuhnya untuk duduk di pembaringan agar dapat memberkati cucu-cucunya. Bagi Yusuf perjumpaan itu akan menguatkan hubungan batin anak-anaknya dengan Yakub. Mereka akan terus menanamkan dalam ingatan suatu kenangan yang memotivasi perjalanan hidup ke depan.

Ayat 3-4, Di Kota Lus, Tuhan Allah telah berjanji akan memberkati Yakub dan keturunannya. Kota Lus menunjuk pada kota Betel. Di situlah Yakub bermimpi dan mendengar janji Tuhan Allah (Kej. 28:12-19). Tuhan Allah berjanji akan memberikan kepadanya keturunan yang sangat banyak dan dari keturunannya smua kaum akan mendapat berkat serta memberikan tanah tempat Yakub berbaring itu menjadi milik keturunannya. Dalam perjumpaan itu, Yakub menegaskan bahwa Tuhan Allah yang penuh kuasa mengatakan kepadanya secara langsung dan kini ia menyampaikan berkat itu kepada keturunannya.

Ayat 5-9, Frasa Akulah yang akan empunya mereka menunjukkan bahwa Yakub mengangkat Efraim dan Manasye sebagai anak-anaknya, seperti Ruben dan Simeon. Yakub menyampaikan maksud penting tentang kedudukan anak-anak Yusuf, Manasye dan Efraim yang lahir di Mesir. Dengan menyebut Mesir sebagai tempat mereka hidup sejak lahir sampai tumbuh di masa muda, maka kedudukan itu bermakna keterhubungan mereka dengan Yakub dan garis keluarga Israel tidak akan pernah hilang. Malahan mereka mendapat berkat yang khusus. Hal ini juga menjadi tanda dari harga yang diterima Yusuf karena kesetiaannya kepada Tuhan Allah dan kecintaannya terhadap keluarga Yakub.

Lingkungan istana Mesir telah mempengaruhi kehidupan Yusuf dan anak-anaknya, tetapi mereka tidak lupa menjaga nilai keturunan Yakub. Adapun anak-anak yang lahir sesudah Manasye dan Efraim tetap memperoleh warisan dengan mengikuti garis keturunan keduanya.

Sebelumnya di ayat 7, Yakub menyebut tentang Rahel isteri yang sangat dikasihinya, Ibu dari Yusuf dan Benyamin, yang dikuburkan di Betlehem. Penyebutan Rahel ini juga hendak memberikan penghormatan juga kepada Yusuf sebagai anak Rahel.

Ayat 10-12, Yakub telah tua dan tidak dapat melihat kedua anak yang berada di hadapannya, sehingga Yusuf mendekatkan mereka. Inilah saat Yakub mendekap dan mencium cucu-cucunya dalam rasa sayang yang mendalam. Suatu pertemuan yang memuaskan rasa kasih kakek kepada cucu, melebihi kasih terhadap anak-anaknya sendiri. Yakub menyatakan perjumpaannya dengan Yusuf pun tidak dibayangkan sebelumnya. Bahkan Tuhan Allah memberi lebih dari itu, sebuah kesempatan istimewa dapat bersama cucu-cucunya. Dalam keharuannya, Yusuf menarik anak-anaknya dari antara lutut ayahnya (Sebuah kebiasaan dalam sebuah upacara pengukuhan) dan kemudian sujud sebagai tanda hormat kepada Yakub. Sebuah kebiasaan yang ditunjukkan oleh seorang yang lebih muda (anak) terhadap orang tua.

Ayat 13-16, Yusuf memegang tangan anak-anaknya, Manasye yang sulung dan Efraim yang bungsu, di hadapan Yakub. Tetapi Yakub menyilangkan tangannya, tangan kanan di atas kepala Efraim dan kiri di atas kepala Manasye. Walaupun Efraim sebagai anak bungsu tetapi tangan kanan Yakub diatasnya. Tangan kanan adalah yang terkuat dan paling sering digunakan, karena dianggap paling terhormat dan sebagai penanda berkat yang lebih besar. Setelah itu Yakub menyampaikan kalimat berkat bagi Yusuf. Berkat ini didahului dengan sebuah penyataan iman bahwa leluhur Israel yaitu Abraham dan Ishak telah hidup setia kepada Tuhan Allah. Oleh karena itu Tuhan Allah yang telah menuntun Abraham dan Ishak, Dia pula yang telah menjadi gembala bagi Yakub. Tuhan Allah selaku gembala memelihara hidupnya. Sebagai ‘Malaikat’, Ia menyelamatkannya dari setiap ancaman yang membahayakan hidup. Pengalaman itu telah mengantar Yakub mengalami perlindungan dan pemeliharaan Tuhan Allah sepanjang hidupnya. Sebab itu Yakub memohon kiranya berkat dari Tuhan Allah akan dialami anak-anak Yusuf yaitu Efraim dan Manasye. Dari mereka nama Abraham dan Ishak bapa leluhur mereka akan termasyur dan keturunan mereka akan bertambah-tambah banyak.

Ayat 17-20: Adapun cara Yakub yang meletakkan tangan kanannya atas Efraim mengundang reaksi penolakan Yusuf untuk memindahkannya ke kepala Manasye. Yang sulung haruslah menerima hak kesulungannya. Tetapi Yakub berketetapan hati pada sikapnya sehingga tangannya bersilangan. Yakub beralasan dia tahu apa yang dilakukannya. Dalam ketulusan tindakan, Yakub melakukan apa yang diyakininya. Sehingga apa yang dilihatnya di masa kemudian menjadi patokan sikapnya saat ini. Efraim akan menjadi kaum yang lebih besar dibandingkan suku Manasye. Dari suku Efraim akan muncul nama-nama seperti Yosua dan Yerobeam. Sedangkan dari suku Manasye tampillah Gideon dan Yefta. Begitulah, berkat kesulungan diberikan kepada Efraim.Yang baik dalam pandangan manusia, belum tentu dalam pandangan Tuhan Allah. Apa yang dilakukan Yakub, semata mengikuti rencangan Tuhan Allah bagi mereka. Dengan berkat tersebut, nama Efraim dan Manasye akan selalu diucapkan dalam ucapan berkat di Israel.

Ayat 21-22: Suatu ungkapan hati penuh makna dari Israel (Yakub) yang memandang Mesir bukanlah tanah air mereka. Sebaik apapun negeri itu telah memberi kesempatan hidup bagi keluarga Israel serta jabatan yang tinggi bagi Yusuf, suatu waktu Tuhan Allah akan membawa kembali ke negeri mereka sendiri. Selanjutnya Yakub memberikan tanah kepada Yusuf yang memberikan nilai lebih dari saudara-saudaranya. Tanah yang direbutnya dengan perjuangan dari tangan orang Amori. Wilayah ini mencakup bidang tanah tempat ia mendirikan kemahnya (Kej. 33:19).

MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN

Hubungan yang harmonis dalam kehidupan keluarga hendaknya menjadi sikap yang selalu dirawat dan dipelihara sebab kondisi seperti itulah yang memungkinkan kita dapat menikmati sukacita dan bahagia. Sebaliknya konflik dan perselisihan antara anggota keluarga akan membuat kita sulit menikmati suasana yang diberkati yaitu kebahagiaan dan kesukacitaan. Teks Alkitab kita menunjukkan bagaimana Yusuf dan anak-anaknya Manasye dan Efraim mendapatkan sambutan yang hangat oleh ayahnya Yakub. Sementara itu Yakub di masa tuanya berbahagia dapat bertemu dengan anak serta cucu-cunya. Ini menunjukkan bahwa relasi yang baik antara orang tua dan anak telah memungkinkan sebuah perjumpaan yang manis dan indah. Itulah sebabnya kita diingatkan agar dapat membangun suasana yang harmonis dalam kehidupan keluarga.
Firman Tuhan mengingatkan kita sebagaimana pengakuan Yakub bahwa hidup yang kita jalani sesungguhnya hanya karena pemeliharaan Tuhan Allah. Yakub menyaksikan pengalaman imannya bahwa pemeliharaan Tuhan Allah itu telah berlangsung sejak dari nenek moyangnya yaitu Abraham dan Ishak. Tuhan Allah telah menjadi gembalanya. Dari pengalaman itulah yang membuat Yakub dengan penuh keyakinan memohon berkat dari Tuhan Allah yang adalah gembalanya untuk anak dan cucu-cucunya yaitu Manasye dan Efraim. Kitapun demikian untuk dengan jujur mengakui bahwa hidup ini karena pemeliharaan dan berkat Tuhan Allah. Keyakinan ini pula yang kiranya menguatkan kita menjalani lagi hari-hari kehidupan, bahwa Tuhan Allah akan terus memberkati kita dan anak cucu kita.
Tuhan Allah mempunyai otoritas dan kuasa untuk memberkati umat-Nya. Seperti Manasye dan Efraim, melalui Yakub mereka diberkati bertambah banyak dan melalui mereka juga diharapkan nama besar Abraham, Ishak dan Yakub semakin termasyur. Ini menandakan pula bahwa anak cucu yang diberkati akan membawa nama baik dari orang tuanya di sepanjang hidup mereka. Itu berarti ketika anak-cucu kita diberkati Tuhan Allah maka kiranya anak-anak kitapun akan membawa nama baik keluarga dan memasyurkan nama Tuhan Allah dalam hidup mereka.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

Apa yang saudara pahami tentang Allah Sebagai Gembala Memberkati Keturunanmu dalam Kejadian 48:1-22?
Mengapa hubungan yang baik antar anggota keluarga yang di dalamnya orang tua, anak dan cucu harus di jaga dan di pelihara?
Bagaimana seharusnya hidup kita sebagai orang percaya agar senantiasa diberkati oleh Tuhan Allah?
NAS PEMBIMBING: Amsal 20:7

POKOK-POKOK DOA

Agar kehidupan keluarga; orang tua, anak dan cucu hidup taat dan setia kepada Tuhan Allah
Agar tercipta kehidupan yang harmonis di tengah keluarga (Orang tua, Anak dan cucu)
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN: TATA IBADAH BENTUK IV

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

Persiapan: NKB No. 7 “Nyanyikanlah Nyanyian Baru”

Ses. Doa Pembukaan: NNBT No. 35 “Tuhan Kau Gembala Yang Baik”.

Pengakuan Dosa: KJ No. 25 “Ya Allahku, Di Cahya-Mu”.

Berita Pengampunan: NNBT No. 24 “Kuasamu Tuhan S’lalu Kurasakan”.

Ses.Pembacaan Alkitab: KJ No. 52 “Sabda Tuhan Allah”
Persembahan: NNBT No. 20 “Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan”

Penutup: KJ No. 407 “Tuhan, Kau Gembala Kami”.

ATRIBUT Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang.