PEMILIHAN TEMA
Setiap orang akan sangat senang ketika didampingi oleh orang yang setia. Sebab orang yang setia memiliki ketetapan dan keteguhan hati, patuh dan taat. Seorang akan bahagia ketika bersama istri atau suami yang setia, yang memegang teguh janji perkawinan tanpa pemah menghianati walaupun di tengah tantangan dan godaan. Orang yang setia akan dikatakan setia apabila sudah teruji dan terbukti.
Pemahkah kita berpikir untuk menjadi orang yang setia? Sikap setia sangat penting dimiliki oleh orang Kristen di tengah perubahan zaman yang terjadi sekarang dan akan datang. Perubahan itu lebih cepat dikarenakan semakin majunya teknologi digital, yang mempengaruhi pada pola pikir, prilaku ataupun gaya hidup manusia. Gaya hidup manusia cenderung hedonis, yaitu mengejar kenikmatan duniawi semata. Hedonis menjadi paham yang begitu menggoda, yang bisa membuat orang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, mendapatkan uang, jabatan, kekuasaan, kekayaan dan popularitas. Untuk menang dan godaan sebagai orang yang beriman kepada Yesus Krsitus, maka jadilah pribadi yang setia, karena “Tuhan menyertai dan memberkati orang yang setia.” Ini yang menjadi terra dalam perenungan Kejadian 39:1-23.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab kejadian terdiri dan 50 pasal, 1533 ayat dan 81 perikop. Menceritakan awal mula Tuhan Allah menciptakan langit dan bumi serta segala isinya. Pemanggilan Abraham menjadi nenek moyang Israel dan asal usul orang Yahudi menjadi milik kepunyaan Allah. Khusus Kejadian 39:1-23, tentang Yusuf di rumah Potifar. Berdasarkan catatan sejarah Yusuf di rumah Potifar dari usia 17 sampai berkisar 27 tahun. Itu bermula dari Yusuf yang dijual saudara-saudaranya kepada orang Ismael (Kejadian 37:28) sesampainya di Mesir dibeli Potifar.
(Kejadian 39:1-2). Memang saudara-saudaranya telah membuang dengan menjualnya, akan tetapi Tuhan Allah menyertainya. Sehingga bukan kebetulan kalau Yusuf berada di Mesir dan dibeli oleh Potifar kepala pengawal raja Firaun. Tuhan Allah yang menempatkan Yusuf berada di lingkungan kerajaan Mesir sebagaimana maksud dan rencana-Nya. Perhatikan perkataan Yusuf dalam Kejadian pada pasal 50:20, “memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
(Kejadian 39:3-4). Potifar dapat melihat bahwa Yusuf disertai Tuhan Allah. Sehingga is memberikan kasihnya memberi kepercayaan untuk melayaninya dan memberi kekuasaan pada Yusuf mengatur miliknya. Semuanya tentu ada kaitannya dengan keberadaan Yusuf yang tidak pasif, melainkan aktif bersaksi tentang Tuhan Allah melalui tutur kata dan prilaku setiap hari. Lebih khusus berarti dia tetap menjalankan kehidupan beriman dan beribadah kepada Tuhan Allah, sebagaimana yang diwariskan Israel ayahnya.
(Kejadian 39:5-6). Sejak Potifar memberikan kuasa dalam rumahnya kepada Yusuf, maka kesempatan itu digunakan untuk jadi berkat. Yusuf tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Ia dengan setia menunjukkan etos ketja keras yang baik, dedikasi dan loyalitas, sebagaimana yang disaksikan, bahwa “dengan bantuan Yusuf ia tidak lagi mengatur apa-apa pun selain makanannya sendiri.”
Yusuf yang mengatur, berarti ia yang menata segala sesuatu di rumah Potifar, termasuk mengatur pembangian kerja para budak lainnya. Yusuf tidak hidup dengan modal tampang, tapi menunjukan kualitas diri dengan sikap yang santun.
(Kejadian 39:7-9). Istri Potifar menjadi wanita penggoda yang agresif terhadap Yusuf. Untungnya Tuhan Allah menyertai Yusuf dan memampukannya menghadapi godaan yang dilancarkan istri Potifar. Ia kokoh menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai iman, moral dan etika, ketika dirayu istri Potifar, yang mengatakan, “marilah tidur dengan aku.” Yusuf tegas menolak rayuan mesum itu. Lebih lanjut lagi godaan itu dipandang Yusuf sebagai kejahatan yang besar dan perbuatan dosa terhadap Allah. Yusuf mengatakan, “bagaimana mungkin aku melakukan kejahatan yang besar ini dan berbuat dosa terhadap Allah?”
(Kejadian 39:10-12). Serangan godaan yang dilakukan istri Potifar terhadap Yusuf ternyata dasyat berlangsung dari hari ke hari, yang berarti tiada henti. la terus menerus membujuk Yusuf untuk tidur dengannya. Sampai pada suatu saat Yusuf terjebak pada satu kesempatan di dalam rumah yang tidak ada orang, yang memungkinkan istri Potifar untuk melampiaskan keinginan hawa nafsunya, dengan cara memaksa yaitu memegang baju Yusuf, agar menuruti keinginan mesumnya itu. Akan tetapi imannya kepada Tuhan Allah menolong Yusuf sehingga ia berhasil menghindar dengan cara meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari keluar. Terbukti saat menghadapi godaan Yusuf tidak berdiam diri dan pasrah pada keadaan, melainkan berusaha keluar dan menjauh dari godaan dengan cara lari keluar dan suasana itu.
(Kejadian 39:13-20). Diceritakan bagaimana istri Potifar menyerang Yusuf dengan tuduhan palsu. Ia berusaha merekayasa bukti dan peristiwa yang terjadi, dengan tipu muslihat memutar balikkan fakta dan kebenaran. Sehingga orang banyak percaya pada cerita bohongnya, demi menutup aibnya sendiri. Ia berusaha memainkan drama kebohongan di depan suaminya dengan berkata: “Hamba orang Ibrani yang kaubawa ke mari itu datang kepadaku untuk mempermainkan aku. Tetapi ketika aku berteriak sekeras-kerasnya, ditinggalkannya bajunya padaku, lalu ia Iari ke luar.” Potifar percaya pada cerita istrinya pada hal semua itu adalah fitnah belaka. “Yusuf ditangkap oleh tuannya dan dimasukkan ke dalam penjara.”
(Kejadian 39:21-23). Yusuf setia kepada Tuhan Allah, namun ia difitnah, dihukum dan dipenjarakan. Meskipun begitu Yusuf justru menjadi seorang pemuda yang berkembang dengan kualitas kerohanian yang baik, tangguh menghadapi tantangan, godaan dan bertanggung jawab. Semua itu menjadi pelajaran yang berharga dalam pribadi Yusuf. Tuhan Allah membentuk Yusuf begitu luar biasa sekalipun ada di penjara. Penjara tidak menjadi penghalang bagi Tuhan Allah untuk melimpahkan kasih setia-Nya kepada Yusuf. Tuhan membuat Yusuf menjadi” kesayangan bagi kepala penjara itu.” Yusuf mendapat penghargaan besar dari kepala penjara, yakni “mempercayakan semua tahanan dalam penjara itu kepada Yusuf, dan segala pekerjaan yang harus dilakukan di situ, dialah yang mengurusnya.” Keberhasilaan Yusuf bukanlah karena kehebatan atau prestasinya semata, melainkan bentuk penyertaan dan berkat Tuhan Allah atas kesetiaan imannya. Hal itu menunjukkan bahwa ia mengerjakan sesuatu dengan berdoa mohon berkat-Nya dan mengandalkan Tuhan Allah serta setia dan taat melakukan kehendak-Nya.
Makna dan Implikasi Firman
Makna dan implikasi firman Tuhan Allah dari Kejadian 39:1-23 yang berkaitan dengan tema yakni, “Tuhan menyertai dan memberkati orang yang setia kepada-Nya.”Penyertaan Tuhan Allah yang luar biasa kepada Yusuf, yang menempatkannya di tempat yang tepat sesuai rencana-Nya bagi masa depan Israel.
Tuhan Allah memberkati Yusuf dengan melimpahkan kasih setia-Nya dan membuat berhasil apa yang dikerjakannya. Ia sangat beruntung pada situasi sulit sekalipun, karena Tuhan Allah yang menopangnya karena kesetiaanya menjaga integritas iman.
Penting bagi warga gereja untuk belajar dari Yusuf bagaimana menjadi orang yang setia dan taat pada kehendak Tuhan Allah. Kesetiaan Yusuf sangat teruji dan terbukti ketika ia mengambil keputusan untuk takut kepada Tuhan Allah daripada istri Potifar, sekalipun harus menanggung fitnah dan di penjarakan.
Menjadi orang yang setia menjadi hal penting di tengah realitas dekadensi iman dan moral warga gereja yang menghadapi gencamya godaan dunia, seperti uang, harta, jabatan, popularitas, seks bebas dan kekuasaan.
Untuk itu gereja Tuhan dalam gerak pelayan hares tetap ada dalam rencana penyelamatan Tuhan Allah bagi umat manusia dan seluruh ciptaan-Nya. Sehingga yang penting bagi gereja adalah setia kepada Tuhan Allah, karena Ia yang mengatur segala sesuatu menjadi baik adanya. Gereja tetaplah tunduk pada penyertaan Tuhan Allah melalui kuasa Roh Kudus. Dengan demikian gereja akan selalu berada di tempat yang benar dan akan berhasil dalam memberitakan Injil Yesus Kristus melalui persekutuan, kesaksian dan berdiakonia. Dan menang di tengah godaan dunia yang semakin hedonis.
Gereja perlu semakin intens mengedukasi warganya dengan meningkatkan peran keluarga Kristen, Pelsus dan partisipasi jemaat dengan memaksimalkan kualitas penggembalaan. Dan bimbingan rohani orang tua terhadap anak-anak, supaya menjadi pribadi yang taat setia kepada Tuhan Allah.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
Apa yang kita pahami tentang tema: “Tuhan Menyertai dan Memberkati Orang yang Setia” menurut perikop Kejadian 39:1-23?
Apa bentuk-bentuk godaan masa kini yang menggoncangkan iman?
Bagaimanakah caranya kita mengembangkan prinsip hidup setia kepada Tuhan sebagai warga GMIM mulai dan pengembangan karakter pribadi, keluarga, berjemaat dan bermasyarakat?
NAS PEMBIMBING: Ulangan 7:9
POKOK-POKOK DOA:
Memohonkan kasih setia Tuhan dilimpahkan bagi warga GMIM agar tetap kokoh menjaga integritas iman seperti Yusuf.
Tuhan memberkati seluruh pemberita Injil yang ada di muka bumi, para diaken, penatua, guru agama dan pendeta.
Tuhan memberkati seluruh warga GMIM supaya hidup setia kepada Tuhan.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
HARI MINGGU BENTUK I.
NYANYIAN YANG DIUSULKAN:
Panggilan beribadah: NNBT No. 2 Dunia Tercipta Oleh Kar’na Tuhan-Mu.
Nas Pemb/Ny. Masuk: KJ. No.436 Lawanlah Godaan
Pengakuan Dosa: KJ. No. 25 Ya Allahku, Di Cahya-Mu
Berita Anugerah Allah: DSL 115 Putih Bersih.
Ses. Hukum Tuhan: NKB No. 34 Setia-Mu Tuhanku, Tiada Bertara.
Ses Pemb Alkitab: KJ.No 432. Jika Padaku Ditanyakan
Persembahan: KJ.No. 367 Pada-Mu Tuhan dan Allahku.
Penutup: Siapa Yang Setia.
ATRIBUT
Wama Dasar Putih dengan Lambang Bunga Bakung dan Salib Berwama Kuning.(dodokugmim)
Tinggalkan Balasan