ALASAN PEMILIHAN TEMA
Melaksanakan amanat agung Yesus Kristus adalah tugas dan tanggungjawab iman orang percaya. Sekalipun banyak tantangan tetapi orang percaya, mulai dan pengakuan sampai pada mengaktakannya harus menyadari bahwa dia adalah agen Tuhan Allah untuk bersaksi. Untuk itu orang percaya diperlengkapi dengan segala karunia dalam tuntunan dan karya Roh Kudus. Namun sangat disayangkan bahwa temyata karya Roh Kudus masih menjadi polemik di kalangan gereja yang mengakibatkan sulitnya mewujudkan gereja yang esa.
Fakta bahwa pemahaman Roh Kudus menjadi bahan perselisihan dibuktikan dengan ada denominasi gereja tertentu yang mengklaim bahwa Roh Kudus hanya ada di “gerejanya”, gereja lainnya tidak memiliki Roh. Sebab menurut mereka banyak anggotanya bahkan pemimpinnya yang belum bertobat, belum hidup barn. Sehingga seharusnya Roh Kudus bekerja menggerakkan iman orang percaya untuk bersaksi dan memberitakan Injil berubah menjadi bahan perdebatan atau perseteruan.
Oleh karena itu dalam menyikapi pemahaman yang salah tentang Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya maka perenungan disepanjang minggu ini dipilih tema: “Kepenuhan Roh Kudus “.
PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Kitab Kisah Para Rasul merupakan tulisan dokter Lukas yang juga menulis Injil Lukas. Walaupun kitab ini diberi nama Kisah Para Rasul namun isinya tidak semata-mata tentang kehidupan para Rasul melainkan kisah tentang penyebaran Injil di dalamnya peran Rasul penting dan menentukan.
Kisah Para Rasul 2:1-13 menceritakan peristiwa Pentakosta. Kata “Pentakosta” (Yun: Pentekoste) artinya lima puluh. Dalam Perjanjian Lama, peristiwa Pentakosta diperingati sebagai hari pengucapan syukur atas hasil panen, dirayakan selama tujuh minggu yaitu 50 hail setelah Paskah -peristiwa pembebasan dan tanah Mesir (Band. Im.23:15-21). Pada hail itu semua orang Israel termasuk budak dan orang asing yang tinggal bersama mereka, berkumpul untuk merayakannya.
Peristiwa kepenuhan atau ketuangan Roh Kudus kepada murid-murid dan orang-orang yang menjadi percaya kepada Yesus Kristus terjadi di hari Pentakosta, hari pengucapan syukur orang Yahudi. Peristiwa kepenuhan Roh Kudus merupakan penggenapan janji Tuhan dalam Kis.1:8.
Dalam perayaan Pentakosta semua Yahudi berkumpul di Yerusalem dan Yesus Kristus melarang orang yang percaya kepada-Nya meninggalkan Yerusalem untuk menantikan janji Bapa (Kis.1:4-5). Berkumpul di satu tempat, spesifikasi lokasi atau tempat tersebut tidak dijelaskan dengan rinci: apakah di Bait Allah (Band. Luk.24:53) atau di tempat di mana para murid biasa berkumpul untuk mengadakan percakapan bersama. Tetapi yang pasti bahwa tempat itu ada di Yerusalem.
Tiba-tiba turun dari langit bunyi seperti tiupan angin keras. Alkitab menggambarkan Roh Kudus sebagai Angin (Yun: Pnoe) dan Roh (Yun: Pneuma), karena kedua kata ini serumpun. Itulah sebabnya sebelum Roh Kudus turun maka Dia didahului oleh suatu bunyi seperti tiupan angin keras. Selanjutnya, kelihatan lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada masing-masing mereka.
Roh Kudus juga digambarkan sebagai nyala api yang berfungsi untuk menyucikan atau menguduskan. Lidah-lidah seperti nyala api menjadi gambaran suatu kuasa yang begitu luar biasa diberikan kepada murid-murid Yesus Kristus agar mampu berkata-kata dan bersaksi tentang kebangkitan-Nya. Di hari Pentakosta itu, murid-murid mengalami kepenuhan Roh Kudus sehingga mereka dapat berkata-kata dalam bahasa lain, sebagai salah satu manifestasi karya Roh Kudus. Kepenuhan Roh Kudus menunjuk pada peristiwa ilahi dalam mana Tuhan Allah dengan kedaulatan dan anugerah-Nya memberikan Roh-Nya kepada seseorang atau sekelompok orang agar dapat melaksanakan tugas atau misi sesuai kehendak-Nya.
Kisah Para Rasul 2:6 dan 8 ditulis bahwa orang banyak mendengar para murid berbahasa menurut bahasa mereka masing-masing. Kalimat “mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.” (ay.4) menunjukkan bahwa para murid memang berbicara dalam bahasa yang asing bagi mereka sendiri tetapi tidak asing bagi mereka yang mendengarnya. Sehingga dapat dipastikan hal ini merupakan mujizat pendengaran sekaligus mujizat berkata-kata. Kemampuan berbicara dalam bahasa yang dimengerti oleh masing-masing orang dengan latar belakang bahasa yang berbeda, yang diberikan Bapa kepada para murid Yesus Kristus merupakan suatu terobosan agar supaya Injil dapat didengar dan diterima oleh banyak orang yang datang dan berbagai tempat ke Yerusalem. Dan Yerusalem Injil dapat menyebar ke seluruh dunia.
Para murid dipenuhi Roh Kudus karena janji Allah. Kepenuhan Roh Kudus bertujuan untuk memberikan kuasa kepada para murid dan orang percaya mula-mula agar mampu dan berani bersaksi tentang Injil. Injil adalah puncak karya Tuhan Allah yang dikerjakan melalui dan di dalam Yesus Kristus. Kepenuhan Roh Kudus bagi para murid di hari Pentakosta membawa pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan orang-orang percaya pada abad-abad pertama. Mereka dengan berani dan rela mengorbankan diri memberitakan Injil dan melakukan banyak mujizat. Bahkan murid Yesus Kristus, kecuali Yohanes, semuanya mati syahid.
Kepenuhan Roh Kudus bagi murid-murid Yesus Kristus pada hari Pentakosta, memang tidak mudah diterima oleh orang banyak; hal mana terlihat dari ketidakpahaman dan ketidakmengertian apa yang sedang terjadi. Bahkan ada tuduhan kepada para murid bahwa mereka sedang mabuk anggur. Namun situasi itu tidak mengurangi semangat para murid Yesus Kristus dan dengan gagah berani memberitakan Injil serta siap menghadapi tantangan dan rintangan (band. Kis.4:13).
Makna dan Implikasi Finnan
Kepenuhan Roh Kudus bagi semua orang percaya di hari Pentakosta merupakan penggenapan janji Tuhan Yesus Kristus (Kis.1:8). Seseorang yang mengalami kepenuhan Roh Kudus berarti pribadi orang itu dikuasai ata didominasi oleh Roh Kudus sehingga apa yang dilakukannya adalah seperti apa yang Roh Kudus inginkan dan tidak ada tempat untuk hal-hal yang bersifat kedagingan/duniawi atau kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok. Orang yang dipenuhi Roh Kudus akan selalu menyadari bahwa apa yang dapat dilakukannya semata-mata adalah apa yang Roh Kudus kehendaki bagi dirinya.
Manifestasi kepenuhan Roh Kudus tidak selalu dalam bentuk bahasa Rob. Sebab dalam Alkitab ada peristiwa-peristiwa lain di mana orang-orang percaya tidak mengalami bahasa Roh, saat mereka dibaptis dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat (Kis.2:41;8:36-38;16:14-15;16:31-33); Demikian juga dengan Stefanus, dikatakan penuh dengan Roh Kudus tetapi tidak pernah disebut berbahasa Roh (Kis.7:55). Hal ini menunjukkan bahwa seseorang yang mengalami kepenuhan Roh Kudus (didalamnya mujizat berbahasa Roh/Bahasa-bahasa lain), tujuan utamanya ialah memberitakan Injil. Kisah Para Rasul 1:8 berkata: “tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi “.
Dengan demikian seorang yang diberi karunia berbahasa Roh, itu bukan hanya untuk dibangga-banggakan untuk kepujian diri sendiri, kelompok dan memandang yang lain rendah; tidak punya Roh; belum bertobat; hams dilahirkan baru; dan sebagainya yang pada intinya menganggap lebih dan yang lain. Hal ini tentu sudah bertentangan dengan kehendak Roh Kudus.
Ada banyak karunia Roh Kudus yang dinyatakan seperti karunia mujizat, nubuat, menyembuhkan, berbahasa Roh dan masih banyak lagi, yang semuanya tentu hanya untuk kemuliaan dan keagungan nama Tuhan Yesus Kristus (Band. I Kor.12:8-11). Sebab itu seseorang yang dipenuhi Roh Kudus akan selalu mementingkan Injil dan senantiasa bersukacita untuk memberitakannya maka dia akan menghasilkan buah-buah Roh, tidak lagi mementingkan diri sendiri melainkan menjadikan kemuliaan Tuhan sebagai pusat kehidupannya.
Buah-buah Roh, menurut Galatia 5:22-23a ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikkan, kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri. Kita mengamini bahwa karya Roh Kudus tidak terbatas dan tidak bisa dibatasi oleh ruang dan waktu. Kepenuhan Roh Kudus bisa terjadi dan dialami oleh seseorang ketika dikehendaki Allah Bapa di sorga. Apapun bentuk manifestasi karya Roh Kudus itu akan dilihat dan dinilai dari hasil atau buahnya yaitu mampu menjadikan seseorang yang belum percaya, menjadi percaya dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat; membangun persekutuan umat agar semakin bertumbuh dalam iman dan pengenalan akan Allah; terjadi pertobatan sejati dalam dirinya dan menjadi semakin rendah hati.
PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
Apa yang saudara pahami tentang “Kepenuhan Roh Kudus” menurut perikop ini?
Mengapa hal kepenuhan Roh Kudus sering menjadi polemic antar denominasi gereja ?
Salah satu bentuk manifestasi kepenuhan Roh Kudus adalah berbahasa Roh. Bagaimana pendapat saudara mengenai hal itu ?
NAS PEMBIMBING: Yohanes 14:26.
POKOK-POKOK DOA.
Agar Roh Kudus tetap menyertai gereja dalam melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus.
Agar karya Roh Kudus terus dinyatakan dalam kehidupan orang percaya.
Agar orang percaya tetap bersatu sekalipun dengan karunia yang berbeda-beda.
TATA IBADAH YANG DIUSULKAN.
HARI RAYA PENTAKOSTA I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN.
Persiapan: KJ. No.2:1,2 “Suci, Suci, Suci”
Ses. Nas Pembimbing: KJ No.206:1,4 Roh Kudus, Sinarillah
Pengakuan Dosa: PKJ. No.43:1-4 “Tuhan, Kami Berlumuran Dosa”
Berita Anugerah Allah: KJ. No. NKB No.104 Apinya Berkobar Dalam Hatiku.
Ajakan untuk hidup menurut Roh: KJ.No.240a Datanglah Ya Sumber Rahmat.
Persembahan : KJ No.235 Kudengar Berkat-Mu Turun.
Penutup: NKB No.102 Sebarkan Warta-Nya.
ATRIBUT.
Warna Dasar dengan Simbol Salib dan Lidah Api.(dodokugmim)
Tinggalkan Balasan