ALASAN PEMILIHAN TEMA

Menanti adalah sebuah aktifitas bagi sebagian orang merupakan hal yang melelahkan, menguras emosi, menegangkan dan membosankan. Orang akan gampang marah, kesal dan kecewa ketika harus menanti sekian lama. Tetapi mau tidak mau, suka tidak suka, menanti adalah pilihan yang selalu diperhadapkan dalam kehidupan kita setiap hari. Tak terkecuali dengan kehidupan beriman. Mengapa? Karena sikap tidak sabar, tidak tekun dan hidup dalam ketidakpastian membuat masa penantian itu terasa sulit dan membosankan. Menghadapi kenyataan ini maka sangat diperlukan ketekunan dan kesabaran.

Ketekunan kata dasamya tekun dalam bah. Yunani yaitu Proskatereo artinya rajin; bersungguh-sungguh; menghabiskan banyak waktu. Tekun adalah juga sebuah ketetapan hati yang kuat atau teguh untuk bersungguh-sungguh melakukan tugas apapun serta fokus, konsisten dan tidak mudah putus asa terhadap apa yang sedang dikerjakan. Dalam pemaknaan inilah dengan mengacu dari bacaan Alkitab Kisah Para Rasul 1:12-26, maka diangkat tema: “Menanti Dengan Tekun, Sehati Dalam Doa Bersama”.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Penulis Kitab Kisah Para Rasul dikenal sebagai sejarawan gereja yang melaporkan beberapa peristiwa dalam kurun waktu 30 tahun pertama sejarah gereja, yaitu perjalanan misi Injil dari Yerusalem sampai ke Roma, untuk menjawab beberapa kebutuhan misi dan pelayanan gereja mula-mula. Tujuan penulisan Kisah Para Rasul adalah: Pertama, mendobrak tembok pemisah Kristianity (kekristenan) dan Paganisme (kekafiran). Dokter Lukas penulis kitab ini hendak menerobos dan menjembatani tembok pemisah/ penghalang antara Kristen dan non Kristen. Kedua, adalah peranan Roh Kudus dalam kerja misi pemberitaan Injil, Kabar Baik tentang kebangkitan Yesus Kristus di wilayah Palestina dan bahkan sampai ke ujung dunia (Kis, 1:8).

Secara khusus dalam perikop Kisah Para Rasul 1:12-26, bicara tentang suasana hati dan apa yang dilakukan oleh para murid Yesus Kristus pada momentum penantian. Yang mereka lakukan adalah menaati pesan Tuhan Yesus Kristus untuk tinggal di Yerusalem menantikan kuasa Roh Kudus memenuhi mereka (ay 4,5), serta pemaknaan dalam masa penantian kedatangan Yesus Kristus kembali (ay 11) (band. Matius 28:19, 20).

Saat kematian Yesus Kristus, murid-murid sepertinya tidak lagi memiliki pengharapan. Akan tetapi ketika Yesus Kristus bangkit dan naik ke sorga terjadi suatu perubahan besar yaitu perubahan sikap (ay 14), mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama dan dengan berani memberitakan Injil.

Masa penantian ketuangan Roh Kudus (ay 8) dan kedatangan Yesus Kristus kembali (ay 11), dijadikan momentum untuk mengisi, memberi makna dengan saling mendoakan, saling melayani, saling menasihati, saling menguatkan, saling memberi semangat sehingga mereka utuh, kuat, kokoh teguh secara jasmani dan rohani. Dengan demikian ada kekuatan bare, semangat barn serta memiliki pengharapan yang pasti pada masa penantian.

Yudas digantikan oleh Matias, dengan cara diundi. Mengapa diundi? Karena sebelas rasul sebelumnya dipilih oleh Yesus Kristus sendiri. Kalau pengganti Yudas ditunjuk oleh manusia maka kemungkinan ia akan menjadi murid yang rasanya rendah daripada murid Yesus Kristus lainnya. Dua orang nominasi itu adalah hasil dari kriteria mereka yang senantiasa berkumpul dengan para murid selama Yesus Kristus bersama mereka. Sejak Yesus Kristus dibaptis sampai naik ke sorga (21,22). Kemudian digumuli dalam doa dan puasa dari murid-murid Yesus.

Makna dan Implikasi Firman

Hidup sehati dan sepikir dalam Yesus Kristus dengan tekun berdoa bersama menanti dan melayani adalah nilai-nilai yang mempererat tali persekutuan umat-Nya. Ketekunan dalam keyakinan menjadikan orang percaya tahan uji dan berpengharapan. Karena terkadang hanya retorika/sekedar semata. Pada awal mengikut Yesus Kristus tampak begitu bersemangat dan menggebu-gebu namun seiring berjalannya waktu semangat itu mulai memudar.

Masa penantian janji Tuhan Allah adalah momentum untuk memaknainya dengan cara aktif membangun iman bersama seperti yang dilakukan oleh para rasul dan saudara-saudara Yesus bersama beberapa perempuan yaitu hidup sehati, berdoa bersama dan saling melayani sesudah Tuhan Yesus naik ke sorga.

Sebagai gereja secara institusi memang tidak mudah menjadi sehati, demikian juga sebagai keluarga Kristen. Dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Perbedaan pandangan dan keinginan seringkali bermuara pada perselisihan dan perpecahan, karena tidak lagi sehati sepikir di dalam Yesus Kristus dalam pelayanan. Ini terjadi karena mementingkan din sendiri dan kelompok sendiri. Karena itu, marilah kita belajar dari para murid yang diceritakan dalam bagian firman Tuhan ini. Dalam masa penantian itu, mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, aktif bersaksi, bersekutu dan melayani dengan sungguh-sungguh, tetap semangat, seperti kata firman Tuhan: “Orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru seperti burung rajawali” (Yes, 40:31).

Aktifitas berdoa yang dilakukan baik personal maupun bersama adalah manifestasi iman dan ketaatan pada amanat Tuhan Yesus Kristus. Ketekunan murid-murid Yesus Kristus dalam doa bersama menjadi sebuah role model bagi kita sekarang ini. Tekun berdoa yang menjadi lifestyle para murid Yesus Kristus kiranya juga menjadi gaya hidup gereja saat ini. Mengapa demikian? Sebab ada orang yang berdoa dengan meledak-ledak tetapi tidak bertekun dan sabar menanti janji Tuhan. Orang seperti ini adalah ciri orang yang cepat jenuh dan dapat berubah menjadi orang yang tidak mau lagi berdoa.

Di beberapa tempat, gereja adalah kelompok minoritas yang kadangkala mengalami hambatan dan ancaman. Salah satu kunci untuk tetap kuat dan bertahan dalam menghadapinya yaitu dengan berdoa. Karena Doa adalah kekuatan yang dapat mengubah dan memulihkan. Dalam penantian kedatangan Tuhan Yesus Kristus kembali, milikilah hati yang setia menanti dengan tetap aktif bersekutu, bersaksi dan melayani mengikuti rencana Tuhan Allah sampai akhir zaman maka la juga akan setia menggenapi rencana-Nya bagi kita.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

Apa yang saudara pahami tentang “Menanti Dengan Tekun, Sehati Dalam Doa Bersama”, menurut Kisah Para Rasul 1:12-26?

Bagaimana gereja masa kini mengaktualisasikan pesan firman dalam konteks keluarga, jemaat dan masyarakat?

NAS PEMBIMBING: Kisah Para Basal 1: 8

POKOK — POKOK DOA :

Agar setiap orang percaya dapat menanti dalam kesabaran kedatangan kembali Tuhan Yesus Kristus.

Orang percaya senantiasa hidup dalam ketaatan dan kesetiaan.

Kesadaran keluarga Kristen untuk dapat memaknai penantian dengan tekun berdoa baik secara pribadi maupun doa bersama.

Agar orang percaya tekun untuk hidup sehati dalam keluarga, jemaat dan ditengah-tengah masyarakat.

Menjadi pembawa berita sukacita bagi dunia.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN
HARI MINGGU BENTUK III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian Masuk: KJ No. 454 Indahnya Saat Yang Teduh

Ses Nas Pemb: KJ No. 426 Kita Hams Membawa Berita

Ses Doa Pengakuan Dosa: DSL 47 Doa Dan Keluh

Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No 14 Jadilah, Tuhan,Kehendak-Mu!

Persembahan: NNBT No. 20 Kami Bersyukur Pada-Mu Tuhan.

Nyanyian Penutup: NKB No. 207 Taat, Setia, Bertekad Yang Bulat.(dodokugmim)