Tema Mingguan :Integritas Hamba Allah
Pembacaan Alkitab : Daniel 3 :1-30

ALASAN PEMILIHAN TEMA

Kehadiran pemimpin yang disebut pelayan masyarakat dan jemaat atau pelayan Tuhan menjadi pusat perhatian.
Bagaikan di sebuah kotak kaca, dari berbagai sudut tidak terlepas dari penglihatan dan pantauan orang.  Bahkan ada rasa ingin tahu yang sangat besar dari banyak orang tentangnya. Mereka ingin melihat tentang cara hidupnya sehari-hari dan berbagai keputusannya dalam menyelesaikan masalah. Untuk itu pemimpin yang baik tidak hanya sekedar mempunyai kemampuan dalam berbicara, memiliki pengetahuan, tetapi juga berperilaku yang dapat diteladani. Jadi
masyarakat dan jemaat membutuhkan pemimpin yang dapat diteladani karena
berkarakter dan berintegritas.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
integritas diartikan: mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh atau kejujuran. Artinya antara perkataan dan perbuatan tidak bertentangan, apa yang diucapkan itu yang dilakukan. Pemimpin hipokrit yang mengabaikan integritas menjadi tantangan saat ini, baik dalam gereja maupun
masyarakat. Oleh karena itu tema perenungan pada minggu yang berjalan ini adalah “Integritas Hamba Allah”.

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab
(Exegese)

Kitab  Daniel tergolong kitab nabi-nabi dalam
Perjanjian Lama, ditulis sekitar 536-530 SM. Daniel, yang namanya berarti
“Allah adalah Hakim(ku),” adalah tokoh utama dan penulis kitab ini. Daniel bukan hanya dinyatakan secara tegas dalam Daniel 12:4, tetapi juga tersirat dalam banyak petunjuk riwayat hidupnya sendiri dalam pasal 7-12 .

Kitab Daniel mencatat berbagai peristiwa dari penyerbuan pertama Nebukadnezar ke Yerusalem (tahun 605 SM) hingga tahun ketiga pemerintahan Koresy (tahun 536 SM). Jadi latar belakang sejarah kitab Daniel ialah dalam pembuangan di Babel selama 70 tahun yang
dinubuatkan oleh Yeremia. Daniel adalah seorang remaja ketika peristiwa dalam
pasal 1 terjadi dan sudah mencapai akhir usia 80-an ketika menerima berbagai  penglihatan dalam pasal 9 – 12. Mungkin ia hidup sampai
sekitar tahun 530 SM, dan menyelesaikan kitab ini dalam usia lanjutnya (bdk. Yohanes dan kitab Wahyu).

Daniel 3:1-30 Menceriterakan
kisah sisi kesombongan Nebukadnezar yang menuntut penyembahan patung dirinya
sebagai sarana meningkatkan kesetiaan kepada dirinya.

Ayat 1-8, Penahbisan patung emas
dan perintah untuk menyembah patung emas itu. Raja Nebukadnezar membuat sebuah
patung emas tingginya enam puluh hasta dan lebarnya enam hasta didirikan di dataran Dura di wilayah Babel.  1 (satu) hasta adalah 45,72 cm atau 0,4572 m, jika dikali 60 hasta maka tinggi patung emas itu 27,432 m dan lebarnya
2,7432 m.  Raja menahbiskan patung emas dengan mengundang wakil raja, para penguasa, para bupati, para penasihat negara, para bendahara, para hakim, para ahli hukum dan semua kepala daerah. Penahbisan ditandai dengan penyembahan patung sebagai titah raja kepada segala bangsa, suku bangsa dan bahasa. Ketika mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan dan berbagai jenis bunyian maka haruslah
semua sujud menyembah patung itu. Siapa yang tidak melakukannya seketika itu juga dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala.

Ayat 9 – 21, Laporan orang Khasdim dan kemarahan Raja Nebudkanezar. Raja Nebudkanezar tersulut emosi akibat beberapa
orang Kasdim tampil di hadapan raja, menuduh orang Yahudi tidak
mengindahkan titah raja dengan tidak sujud menyembah ketika mendengar
bunyi-bunyian. Sadrakh, Mesakh dan Abednego diperhadapkan pada raja lalu mengulang titahnya. Namun Sadrakh, Mesakh dan
Abednego menjawab raja Nebukadnezar: “Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan
kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” Lalu diperintahkannya supaya perapian itu
dibuat tujuh kali lebih panas dari yang biasa. Kepada beberapa orang yang sangat kuat dari tentaranya dititahkannya untuk mengikat Sadrakh, Mesakh dan Abednego dan mencampakkan mereka ke dalam perapian
yang menyala-nyala itu.

Ayat 22 – 27, Kuasa Tuhan Allah diinyatakan kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Mereka tidak binasa dalam perapian yang
menyala-nyala itu.  Dalam keadaan teriikat ketiga orang itu, dengan jubah, celana, topi dan pakaian-pakaian mereka yang lain, dan
dicampakkan ke dalam perapian yang menyala-nyala. Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas. Tetapi Sadrakh, Mesakh dan Abednego, dalam perapian yang
menyala-nyala terlihat berjalan-jalan dengan bebas dan tampak ada empat orang. Mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!” Raja Nebukadnezar sangat terkejut lalu mendekati pintu perapian dan berkata: “Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
hamba-hamba Allah yang maha tinggi, keluarlah dan datanglah ke mari!” Lalu keluarlah Sadrakh, Mesakh dan Abednego dari api itu. Dan para wakil raja,
para penguasa, para bupati dan para menteri raja datang berkumpul; mereka melihat,
bahwa tubuh orang orang ini tidak mempan oleh api itu, bahwa rambut di kepala mereka tidak hangus,
jubah mereka tidak berubah bahkan bau kebakaran tidak tercium.

Ayat 28- 30. Nebudkadnezar memuji Allah orang Yahudi dan mengeluarkan perintah baru, menghukum bagi yang menghinakan Allah orang Yahudi. Berkatalah Nebukadnezar: “Terpujilah Allahnya Sadrakh,
Mesakh dan Abednego! Ia telah mengutus malaikat-Nya dan melepaskan hamba-hamba-Nya, yang telah menaruh percaya kepada-Nya, dan melanggar titah raja, dan yang menyerahkan tubuh mereka, karena mereka tidak mau memuja dan menyembah allah manapun kecuali Allah mereka. Sebab itu aku mengeluarkan perintah, bahwa setiap orang dari bangsa, suku bangsa atau bahasa manapun ia,
yang mengucapkan penghinaan terhadap Allahnya Sadrakh, Mesakh dan Abednego,
akan dipenggal-penggal dan rumahnya akan dirobohkan menjadi timbunan puing,
karena tidak ada allah lain yang dapat melepaskan secara demikian itu.” Lalu raja memberikan kedudukan tinggi kepada Sadrakh, Mesakh dan Abednego di wilayah Babel.

Kesetiaan kepada Tuhan Allah pada awalnya seperti sebuah ancaman, tetapi pada akhirnya menjadi jalan masuk untuk kuasa Tuhan Allah dinyatakan dan akhirnya orang-orang diajak menyembah Tuhan
Allah yang berkuasa.

Makna dan Implikasi Firman

1.      Berhadapan
dengan kekuasaan yang tidak takut akan Tuhan Allah merupakan tantangan tersendiri dalam menyatakan kesetiaan iman kepada-Nya. Kesukaran mungkin akan
dialami, tetapi orang-orang yang tetap setia kepada Tuhan Allah akan dijaga dan
dibela-Nya.

2.      Orang-orang
yang tidak takut dengan ancaman kebinasaan dan kehilangan jabatan karena memilih taat kepada Tuhan Allah pasti akan menghadapi kendala. Tantangan akan datang dari orang-orang yang menolak taat kepada Tuhan Allah. Mereka tidak suka dengan cara hidup orang yang memiliki integritas dan berusaha mencari cela untuk menjatuhkan. Namun janganlah takut karena Tuhan Allah penuh kuasa akan
bertindak.

3.      Keadaan akan
menjadi terbalik, orang yang berbuat jahat tidak akan lolos dari kejahatan dan mendapat hukuman. Pekerjaan Tuhan Allah yang ajaib menyadarkan para penentu kebijakan dan para penguasa untuk berbalik menyerukan mengikuti jalan-Nya.

4.      Jangan takut
memiliki cara hidup yang berintegitas, sekalipun akan menghadapi tantangan dan
kesukaran, karena setelah melewati ujian iman yang luar biasa dahsyat, maka kemenangan yang bersumber pada Tuhan Allah akan dinyatakan.

 PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:

1.      Apa yang
saudara pahami tentang “Integritas Hamba Tuhan” berdasarkan Daniel 3: 1-30?

2.      Mengapa
pemimpin (orang percaya) sulit memiliki integritas dalam kehidupannya? Jelaskan
alasannya dan apa solusinya?

3.      Bagaimana upaya
keluarga, gereja dan bangsa melahirkan generasi yang memiliki integritas?

POKOK – POKOK DOA

1.      Tuhan menolong para pelayan khusus agar memiliki integritas dalam melaksanakan tugas
pelayanan.

2.      Tuhan mengaruniakan hikmat dan ketabahan kepada gereja dalam menghadapi berbagai
tantangan yang datang dari dalam dan luar.

3.      Tuhan menyatakan kuasa-Nya di tengah gereja yang sedang ditekan dan dalam
perundungan.

 

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN
: HARI MINGGU BENTUK II

 

NYANYIAN YANG DIUSULKAN

Kemuliaan Bagi Allah: NNBT. No. 1
Pujilah Dia, Pujilah Dia

Doa Penyembahan: PKJ. No. 12 Kami
Muliakan namaMu

Pengakuan Dosa: NKB No. 13 O,
Allahku, Jenguklah Diriku

Janji Anugerah Allah: NKI 229.
Ajaib Anugerah Yesus

Puji-Pujian: KJ. No. 14 Muliakan
Tuhan Allah

Pembacaan Alkitab: KJ. No. 51 Kitab Suci, Hartaku

Persembahan: KJ. No. 450 Hidup Kita Yang Benar

Penutup: NKB. No. 213 Kita Sudah Ditebus OlehNya

 

 ATRIBUT Warna Dasar Hijau
dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang (*)