JELAJAHSULUT.COM- KMPA Tansa bersama KPA Ampala menggelar kegiatan edukasi sekaligus aksi bersih kawasan Hutan Mangrove di Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado, Minggu (19/10/2025.

Aldy Mandagi, salah satu anggota KMPA Tansa, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kesadaran kolektif untuk berbagi pemahaman tentang pentingnya ekosistem mangrove sekaligus membersihkan kawasan dari berbagai jenis sampah.

“Mangrove adalah benteng terakhir di wilayah utara Manado. Keberadaannya harus menjadi perhatian bersama, baik itu pemerintah, akademisi, penggiat alam, hingga masyarakat luas, agar tidak punah. Langkah sederhana seperti tidak membuang sampah ke laut atau sungai, serta membersihkannya saat terlihat di kawasan mangrove, adalah bentuk nyata perlindungan,” terang Aldy di lokasi kegiatan.

Ia juga menambahkan bahwa hutan mangrove memiliki peran vital dalam menahan angin kencang dan tsunami, serta mampu menyerap karbon dioksida dari atmosfer. Hal ini turut ditegaskan oleh pemateri dari KPPA Tarantula, Fenly Derek, yang memberikan edukasi kepada para peserta.

“Aksi ini bertujuan untuk mengurangi tingkat kematian pohon mangrove dan memberikan pemahaman kepada para pecinta alam mengenai pentingnya peran mangrove bagi kehidupan manusia,” tambahnya.

Dalam proses pembersihan, ditemukan beragam jenis sampah seperti botol plastik, kantong kresek, tali-temali, dan lainnya. “Jika sampah-sampah ini tidak segera dibersihkan dari area mangrove, maka akan mempercepat kematiannya,” ungkap Aldy.

Ia mencatat, sebanyak lima kantong besar (trasbag) berisi sampah basah berhasil dikumpulkan. Sampah tersebut tidak bisa didaur ulang dan telah dibawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumompo.

Risty Husain Uge, perwakilan dari KPA Ampala yang juga merupakan penyelenggara kegiatan, mengaku mendapatkan banyak pelajaran dari kegiatan ini.

“Hari ini, saya tidak hanya menjadi bagian dari penyelenggara, tapi juga sebagai penerima pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga. Saya belajar bagaimana cara menjaga dan melindungi kawasan serta tanaman mangrove, dan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya sambil tersenyum.

Ia juga mengungkapkan bahwa kegiatan ini membangkitkan rasa kebersamaan dan kekeluargaan di antara para pecinta alam.

“Kesuksesan kegiatan ini bukanlah akhir dari perjuangan kita. Justru ini menjadi awal untuk terus bergerak. Mari kita tetap semangat menjaga dan mencintai alam di mana pun kita berada,” pesannya penuh harap.

Lurah Molas, Rinto Ranno Sambuaga, SIP., M.Si., memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini.

“Atas nama pemerintah Kelurahan Molas, saya mengucapkan terima kasih dan memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada para pencinta alam di Kota Manado atas kepedulian dalam membersihkan hutan mangrove di pesisir pantai Molas,” ujar Lurah Rinto saat dihubungi awak media melalui WhatsApp.

Menurutnya, kegiatan ini memainkan peran penting, tak hanya dalam menjaga keindahan lingkungan, tetapi juga melindungi ekosistem penting yang menjadi benteng alami dari abrasi dan bencana.

“Saya mengajak seluruh masyarakat Molas untuk belajar dari semangat juang para pecinta alam ini. Mereka telah menunjukkan bahwa menjaga dan merawat hutan mangrove adalah warisan berharga yang harus dilestarikan untuk generasi saat ini dan yang akan datang,” lanjutnya.

Ia juga memberi penghargaan khusus kepada KMPA Tansa dan KPA Ampala sebagai penyelenggara utama kegiatan. “Teman-teman pecinta alam telah membuktikan bahwa perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil yang penuh tanggung jawab,” pungkasnya.

Selain KMPA Tansa dan KPA Ampala, kegiatan ini turut didukung oleh berbagai komunitas pecinta alam lainnya seperti KSR PMI Polimdo, KPPA Tarantula, GMPA Panthera Pardus, KPA Silvaterra, MPA Khatulistiwa Adv, KPAB Phoenix, KPA Nucifera, BPKel Oi Intermezo, KPAB Chiroptera, dan PPAB Everest. (*)