JELAJAHSULUT.COM-Kampus Merdeka Politeknik Negeri Manado (Polimdo) memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 dengan menggelar upacara detik-detik proklamasi.
Dalam upacara HUT RI ke-78 ini, Direktur Politeknik Negeri Manado Dra Mareyke Alelo menjadi inspektur upacara (Irup).
Mareyke Alelo yang membacakan sambutan Menteri Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi RI mengatakan dari para pendahulu bangsa, kita belajar bahwa kemerdekaan adalah sesuatu yang harus diperjuangkan.
Kemerdekaan Indonesia tidak dihadiahkan oleh bangsa asing, tetapi dipertaruhkan dengan seluruh jiwa dan raga.
Perjuangan itu masih kita teruskan sampai hari ini dengan Merdeka Belajar yang telah kita gerakkan selama empat tahun terakhir.
Layaknya perjuangan untuk memperoleh kemerdekaan Republik Indonesia, Merdeka Belajar juga digerakkan oleh seluruh lapisan masyarakat dengan semangat gotong royong.
“Kolaborasi dalam menghadirkan transformasi telah melahirkan banyak perubahan terbesar dalam perjalanan dunia pendidikan di Indonesia,” ujar dia.
Dengan implementasi Kurikulum Merdeka, para peserta didik dan para pendidik kita sekarang telah merasakan keleluasaan dalam belajar dan mengajar. Kemerdekaan tersebut sudah dirasakan di lebih dari 250 ribu satuan pendidikan di seluruh Indonesia.
Hal tersebut didukung dengan gerakan transisi PAUD ke SD yang menyenangkan, di mana anak-anak kita mendapatkan kemerdekaan yang lebih besar untuk mengembangkan kemampuan fondasional.
” Melalui gerakan ini, kami mengajak para pendidik dan orang tua untuk memahami bahwa keberhasilan belajar anak usia dini tidak terbatas pada baca, tulis, hitung, tetapi juga kemampuan literasi dan numerasi, keterampilan berkomunikasi, dan karakter yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila,” tambahnya.
Didukung dengan Permendikbudristek tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan, semua warga sekolah semakin terjamin haknya untuk belajar, berkarya, dan bekerja dengan aman dan nyaman. Gotong royong semua pihak, mulai dari kementerian, pemerintah daerah, warga satuan pendidikan, sampai keluarga, merupakan kunci dari penghapusan segala bentuk kekerasan di lingkungan pendidikan.
Kemudian Direktur Polimdo menambahkanbingin mempertegas lagi tentang 3 dosa besar di kampus yaitu, Intoleransi, Kekerasan Seksual dan Perundungan.
Hal tersebut tidak diberi tempat di kampus Polimdo, Baik bagi dosen, Mahasiswa, Pegawai, cleaning service, Satpam, alumni.
Dalam rangkaian upacara tersebut diberikan penghargaan dari pemerintah RI kepada ASN Polimdo yang surah mengabdi selma 10 tahun, 20 tahun dan 30 tahun. Juga di berikan penghargaan kepada mahsiswa berprestasi oleh Wakil Direktur Bidang Kemahasisaan Selvie Kalele, SE., MSi