MANADO,JELAJAHSULUT.COM– Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi I Manado menegaskan komitmennya mendukung ketahanan pangan lokal melalui program rehabilitasi jaringan irigasi utama dan pembangunan serta rehabilitasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT).

Menurut Kepala BWS Sulawesi I, Sugeng Harianto, Jumat (19/9/2025) program ini menjadi bagian dari Instruksi Presiden (Inpres) Tahap II Tahun 2025 yang akan menyasar sejumlah kabupaten/kota di Sulawesi Utara.

Rehabilitasi Daerah Irigasi (D.I)

Pada tahun 2025, rehabilitasi jaringan utama irigasi kewenangan daerah akan difokuskan di tujuh daerah irigasi yang tersebar di lima kabupaten/kota, yaitu:

D.I Sedamata (Kabupaten Minahasa)

D.I Moayat Pawak (Kota Kotamobagu)

D.I Buyat (Kabupaten Bolaang Mongondow Timur)

D.I Onggunoi (Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

D.I Kaluntai Bawah (Kabupaten Minahasa Selatan)

D.I Moyomboong (Kabupaten Minahasa Selatan)

D.I Tangangah (Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan)

Total panjang jaringan irigasi yang akan direhabilitasi mencapai 4,61 kilometer dengan outcome luasan layanan sebesar 269,94 hektare.

Pembangunan dan Rehabilitasi JIAT

Selain itu, BWS Sulawesi I Manado juga melaksanakan pembangunan serta rehabilitasi Jaringan Irigasi Air Tanah (JIAT) di enam kabupaten/kota.

Pembangunan JIAT: 20 unit, outcome 0,060 m³/detik, layanan 60 hektare.

Rehabilitasi JIAT: 70 unit, outcome 0,420 m³/detik, layanan 350 hektare.

Kepala BWS Sulawesi I Manado menjelaskan, kedua program tersebut diarahkan untuk memperkuat sektor pertanian melalui penyediaan infrastruktur air yang lebih memadai.

“Rehabilitasi jaringan utama irigasi dan pembangunan JIAT akan memberi manfaat langsung bagi petani di daerah. Targetnya adalah meningkatkan produktivitas pertanian dan mendukung ketahanan pangan di Sulawesi Utara,” ujarnya.

Program ini juga sejalan dengan arahan Kementerian PUPR dalam pemerataan pembangunan infrastruktur air, sehingga diharapkan mampu menunjang kesejahteraan masyarakat di daerah sasaran.