JELAJAHSULUT.COM– Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) kembali menarik perhatian dunia internasional. Kali ini, lawatan Duta Besar Republik Cheko untuk Indonesia, Mr. Jaroslav Dolećek, menjadi sinyal kuat terbukanya babak baru kerja sama bilateral yang lebih progresif dan berdampak langsung bagi pembangunan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia.

Disambut hangat oleh Gubernur Sulut, Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus, kunjungan diplomatik ini bukan sekadar pertemuan seremonial. Agenda yang dibahas mencerminkan arah baru hubungan Indonesia–Cheko yang lebih konkret, fokus pada investasi ramah lingkungan, pengembangan sektor produktif, dan peningkatan hubungan antarwarga.

Dubes Dolećek menyampaikan kekaguman terhadap alam Sulut dan menyatakan kesiapan pemerintah Cheko untuk memperkuat kemitraan nyata. “Kami melihat peluang besar di Sulawesi Utara. Potensi lingkungan, iklim investasi, dan kepemimpinan daerah yang visioner, menjadi modal penting untuk membangun kolaborasi jangka panjang,” ujarnya.

Salah satu pembahasan utama dalam pertemuan strategis ini adalah peluang investasi Cheko dalam pengelolaan limbah berbahaya dan beracun (B3), serta sistem pengolahan sampah modern. Gubernur Yulius menegaskan bahwa Provinsi Sulut tengah bergerak menuju ekonomi hijau dan membutuhkan mitra internasional yang memiliki teknologi dan komitmen serupa.

“Kolaborasi di bidang teknologi pengolahan limbah dan energi terbarukan adalah prioritas kami. Kami ingin Cheko menjadi bagian dari transformasi ini,” tegas Gubernur Yulius.

Lebih jauh, diskusi juga menjangkau kerja sama pendidikan dan budaya. Rencana pertukaran pelajar, misi kebudayaan, hingga peningkatan arus wisatawan dari Eropa Tengah menjadi sorotan. Dubes Cheko bahkan mengapresiasi kesiapan Sulut mempromosikan destinasi unggulan seperti Likupang, Tomohon, dan Tondano ke pasar Eropa.

Dalam konteks kelembagaan, Gubernur Yulius menyampaikan usulan pembukaan Konsulat Jenderal Republik Cheko di Sulut sebagai upaya memperkuat hubungan diplomatik dan membuka jalur langsung investasi ke daerah.

Pelaksana Tugas Harian (Plh) Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Sulut, Denny Mangala, menegaskan bahwa kunjungan ini membawa misi besar: mempertemukan potensi lokal dengan jejaring global.

“Cheko melihat Sulut bukan hanya sebagai tujuan wisata, tapi sebagai mitra strategis dalam inovasi dan investasi hijau. Ini bukti bahwa diplomasi daerah bisa membuka pintu-pintu besar,” ujar Mangala.

Rangkaian kunjungan Dubes Cheko akan berlangsung selama tiga hari, mencakup peninjauan langsung ke sejumlah lokasi strategis seperti Likupang yang telah ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

Kunjungan ini juga dihadiri istri Dubes, Magdalena Doleček, serta David Subert, yang menjabat sebagai Asisten Honorary Consul Republik Cheko di Indonesia.