JELAJAHSULUT.COM-Dosen yang merupakan tenaga pendidik profesional di perguruan tinggi, memiliki Tri Dharma di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, serta pengabdian pada masyarakat.

Dalam melaksanakan Tri Dharma di bidang pendidikan dan pengajaran, dosen dituntut tidak hanya mampu mentransfer keilmuannya kepada para peserta didik (mahasiswa) dengan baik, namun juga harus dapat menjadi model panutan (role model) dalam hal karakter integritas.

Demikian harapan, Rektor Unsrat dalam sebuah kesempatan belum lama ini.

“Dosen menjadi ujung tombak terdepan dalam mencetak SDM berintegritas di perguruan tinggi, karena dosen senantiasa berinteraksi secara berkesinambungan dengan mahasiswa dalam proses belajar mengajar,” katanya.

Nilai-nilai karakter berintegritas relatif tidak sulit untuk dipelajari dan dipahami teorinya, lalu kemudian diajarkan dosen kepada para mahasiswa.

Tantangannya adalah pada kemampuan dosen terkait nilai-nilai integritas yang diajarkan, apakah telah benar-benar diimplementasikan pada dirinya sendiri, selaras antara ucapan dengan perbuatan.

“Membangun karakter berintegritas tidak cukup apabila hanya disampaikan dosen secara teoritis dengan metode ceramah maupun diskusi kepada para mahasiswa. Dosen dituntut untuk mampu menjadi role model, yakni berperan sebagai panutan dalam arti apa yang diajarkan telah benar-benar diimplementasikan pada dirinya sendiri,” ungkap Sompie.

Dia mencontohkan, nilai integritas jujur misalnya, secara teori dosen dapat mengajarkan kepada para mahasiswanya sebagai sebuah perilaku yang mengacu pada kebenaran, berupaya menjadikan dirinya sendiri dapat dipercaya, selaras antara ucapan dan perbuatan.

Dosen harus mampu menjadikan dirinya sendiri sebagai panutan dalam implementasi kejujuran. Misalnya dengan menyebutkan sumber ketika menyampaikan sebuah definisi teori yang disitasi dari orang lain, tidak mengakuinya sebagai buah pemikirannya sendiri.

“Ketika dosen mampu berperilaku jujur, maka diharapkan dapat menjadi teladan bagi mahasiswa untuk jujur pula dalam menulis skripsi, misalnya. Implikasi yang diharapkan di antaranya adalah tidak ada lagi plagiarisme, dengan mengakui hasil karya orang lain sebagai karyanya sendiri secara copy paste,” tegas Rektor.

Dosen harus mampu menjadikan dirinya sebagai teladan langsung bagi mahasiswa dalam proses pembangunan karakter integritas di perguruan tinggi.

Dalam pembangunan karakter integritas membutuhkan sebuah proses yang berkesinambungan dan tidak instan. Perguruan tinggi harus mengambil peran aktif dalam upaya pembangunan karakter integritas bangsa dalam sebuah program sistemik pendidikan karakter.

“Dosen sebagai tenaga pendidik profesional di perguruan tinggi, merupakan ujung tombak dalam implementasi nilai-nilai karakter integritas bangsa. Tantangan terbesarnya adalah dosen harus mampu menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh, terkait nilai-nilai karakter integritas yang diajarkan,” pesan Rektor.