ALASAN PEMILIHAN TEMA

Manusia diciptakan sebagai mahkluk yang termulia, namun kejatuhannya ke dalam dosa telah mengubah kebahagiaan menjadi hukuman yang mengakibatkan penderitaan dan kesengsaraan. Permasalahan yang dihadapi penduduk bumi saat ini yang mencapai jumlah kurang lebih 8 Miliar, sangat banyak. Menurut PBB ada 10 masalah yang dihadapi dunia ini yakni: Perubahan iklim, Perang dan konflik militer, Kontaminasi air, Pelanggaran HAM, Ketimpangan gender, Kesehatan global, Kemiskinan, Buruknya akses pendidikan, Kesehatan dan keselamatan anak anak, akses makanan dan kelaparan, Migrasi.

Kendati berbagai upaya telah dilakukan mengatasi permasalahan ini, seperti meningkatkan kualitas pendidikan, memajukan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan menciptakan berbagai fasilitas di berbagai bidang dan banyak hal lain, namun semuanya tak dapat menyelesaikan masalah secara menyeluruh. Hal ini akhirnya menimbulkan kesadaran bahwa manusia memiliki kekurangan dan keterbatasan, tetapi Tuhan Allah yang telah menciptakan dan memelihara kehidupan sehingga tetap berlangsung hingga saat ini. Tuhan Allah itu terus-menerus menyatakan kuasa kasih-Nya kepada umat-Nya. Hanya Dialah Sang sumber kekuatan bagi orang yang percaya ketika menghadapi permasalahan hidup. Oleh karena itu, tema yang diangkat dalam perenungan sepanjang minggu ini adalah “Allah Tempat Perlindungan dan Kekuatan.”

PEMBAHASAN TEMATIS

Pembahasan Teks Alkitab (Eksegese)

Kata Ibrani Tehilim berarti puji-pujian. Dalam sastra para rabi, istilah ini diambil alih menjadi “seper tehilim” yang berarti kitab puji-pujian. Septuaginta (Perjanjian Lama dalam bahasa Yunani [LXX]) dan juga Vulgata (terjemahan bahasa Latin), menamakan kitab Mazmur “psalmoi” dari kata kerja “psallo” yang artinya memetik atau mendentingkan. Mazmur digubah untuk bermacam-macam kesempatan selama waktu yang panjang dalam sejarah bangsa Israel. Meskipun demikian, para ahli modern lebih tertarik pada bentuk-bentuk sastra Mazmur dari pada penempatan waktu sejarahnya.

Mazmur 46 adalah mazmur pujian kepada Tuhan Allah yang dipuji karena Ia telah membawa umat-Nya melewati krisis yang hebat dan sempat menjadi ancaman nasional.

Ayat 1, menyatakan bahwa Mazmur ini adalah mazmur bani Korah, bagian dari suku Lewi yang bertugas menangani musik dan nyanyian dalam ibadah di Bait Suci. Meskipun tidak ada kejelasan tentang makna kata Alamot, tetapi ayat ini menyatakan bahwa mazmur ini adalah suatu nyanyian. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Mazmur ini dinyanyikan di Bait Suci.

Ayat 2, merupakan pernyataan iman pemazmur tentang Tuhan Allah. Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti. Menurut pemazmur, Tuhan Allah adalah tempat perlindungan (Ibr: makhaseh) dan kekuatan (Ibr: ‘oz) serta sebagai penolong (Ibr: ‘ezra) dalam kesesakan (Ibr: tsara). “Tempat perlindungan” menggambarkan perlindungan dari bahaya dan menunjukkan Tuhan Allah merupakan keamanan sejati di tengah badai kehidupan. Sedangkan kata “kekuatan” mengacu pada keperkasaan-Nya ketika memerangi para musuh dan mencakup kekuatan-Nya yang bekerja dengan kuasa di dalam hidup umat-Nya dan memungkinkan umat mengatasi setiap halangan dalam hidup. Sementara itu, “Penolong dalam kesesakan sangat terbukti” menunjukkan kesediaan Tuhan Allah untuk menolong umat-Nya dalam berbagai keadaan, sehingga Dia sedia mendengar permohonan minta tolong dari umat-Nya. Artinya, pemazmur telah mengalami tindakan penyelamatan dan pertolongan Tuhan Allah sehingga dia menegaskan: sudah terbukti.

Ayat 3-4, menegaskan tindakan pemazmur oleh karena imannya kepada Tuhan Allah. Pemazmur “tidak akan takut” (Ibr: lo’-nira’) pada apapun yang dihadapinya. Tantangan di sini digambarkan dalam kata bumi, gunung, dan laut. Bumi, gunung dan laut merujuk pada kekuatan-kekuatan dunia (seperti para raja) dan kuasa kegelapan yang menyebabkan penderitaan dan kesengsaraan kepada pemazmur (dan umat Allah). Semua tantangan tersebut dapat dihadapinya karena Tuhan Allah yang dipercayainya berkuasa dan penuh kasih.

Ayat 5-7, menyatakan pujian tentang kota Allah dan bagaimana tindakan Tuhan Allah kepadanya. Ayat 5 menyatakan bahwa kota Allah itu adalah kediaman yang kudus (Ibr: qedosy misykene) dari Tuhan Allah Yang Mahatinggi. Dia ada di dalamnya (Ibr: beqirbah). Kata Kota Allah di sini juga dapat merujuk pada penduduk yang hidup di dalam kota tersebut. Itu berarti Tuhan Allah diam di antara penduduk kota (= umat-Nya). Oleh karena itu, kota tersebut tidak akan goncang sebab Tuhan Allah menolongnya. Hal ini tentu saja memberi sukacita bagi pemazmur dan penduduk kota, di samping sukacita (Ibr: yesamku) karena berdatangannya orang-orang yang hendak datang beribadah kepada Tuhan Allah seperti aliran-aliran sebuah sungai.

Ayat 9-11. Ayat 9-10 adalah suatu perintah untuk memperhatikan pekerjaan Tuhan Allah yang mengalahkan kekuatan-kekuatan yang seringkali diandalkan oleh manusia: busur panah, tombak, dan kereta perang. Betapa banyak yang telah dilakukan Tuhan Allah. Ayat 11 perintah untuk “diamlah dan ketahuilah.” Kata “diamlah” menggunakan kata Ibrani harpu dari rapah, yang artinya berhenti dan menjadi tenang (Ing: relax). Sedangkan kata “ketahuilah” menggunakan kata Ibrani ude’u dari yada’ yang berarti mengetahui dan mengerti. Jadi, umat diperintahkan untuk tenang dan memperhatikan agar dapat mengerti pekerjaan Tuhan Allah yang menyelamatkan umat-Nya. Kesimpulan dari krisis itu harus jelas bagi segala bangsa, di mana Tuhan Allah sanggup melakukan mujizat-mujizat dan penghancuran terhadap para lawan, sebab hal ini tidak dapat disangkal oleh siapapun.

Ayat 8 dan 12 memiliki teks yang sama persis: TUHAN semesta alam menyertai kita, kota benteng kita ialah Allah Yakub. Teks ini mempunyai tiga segi: Tuhan semesta alam (Ibr: Yahweh tseba’ot) adalah gelar kekuasaan Ilahi-Nya, Allah Yakub (Ibr: elohe-ya‘aqob) adalah gelar hubungan perjanjiannya dan bahwa Tuhan menyertai kita adalah namanya Imanuel. Ketiganya memiliki makna yang dalam. Yahweh tseba’ot menunjuk Tuhan Allah sebagai Tuhan atas seluruh alam semesta. Allah Yakub menunjukkan bahwa Tuhan Allah tidak pernah melupakan janji yang telah diberikan-Nya kepada leluhur Israel. Sementara itu pernyataan menyertai kita menggunakan kata Ibrani ‘imanu dari ‘im yang berarti bersama dengan (Ing: together with). Tuhan Allah ada bersama-sama dengan umat-Nya. Dia dekat dengan umat-Nya dan mengetahui apapun yang terjadi pada umat-Nya sehingga Dia mampu bertindak untuk menyelamatkan, menjadi tempat berlindung dan memberikan kekuatan kepada mereka.

MAKNA DAN IMPLIKASI FIRMAN

Mazmur 46 merupakan pernyataan iman dalam bentuk pujian kepada Tuhan Allah yang dinyanyikan dalam ibadah umat Israel. Pemazmur menyatakan bahwa Tuhan Allah adalah sumber kekuatan dan pertolongan bagi orang yang percaya kepada-Nya. Keyakinan pemazmur ini karena dia sendiri telah merasakan dan menyaksikan tindakan-tindakan Tuhan Allah dalam hidupnya. Meskipun kita sedang berada dalam situasi yang sangat gelap dan tanpa harapan, jangan pernah putus asa karena kita memiliki Tuhan Allah sebagai tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan sangat terbukti.

Kita harus mempercayakan hidup kepada-Nya, sebab Dia adalah pencipta dan pemelihara kehidupan. Sehebat apapun manusia, hanyalah ciptaan, tetapi Tuhan Allah adalah kota benteng yang kekal.
Sekalipun saat ini kita hidup dalam kelimpahan, hal itu tidak berarti kita lepas atau luput dari kemungkinan celaka dan bencana. Karena selama masih hidup di dunia ini, pasti akan mengalami banyak masalah yang mengakibatkan tekanan dan penderitaan hidup. Bumi bisa saja berubah, gunung-gunung bisa saja bergoncang, sungai dan laut berbuih airnya tetapi kasih Tuhan Allah semesta alam, Allah Yakub tetap selamanya dan senantiasa menyertai kita.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI

Apa pengakuan pemazmur tentang Tuhan Allah menurut Mazmur 46:1-12?
Mengapa pemazmur menyebut Tuhan Allah sebagai “tempat perlindungan dan kekuatan”?
Bagaimana cara Gereja meyakinkan umat tentang Tuhan Allah yang memiliki kekuatan dan yang sedia menolong kita umat-Nya?

NAS PEMBIMBING: Mazmur 33:20

POKOK POKOK DOA:

Gereja dan warga gereja yang sedang menghadapi pergumulan dan tantangan.
Agar keyakinan kepada Tuhan Allah sebagai pencipta, pemelihara dan penyelamat yang Mahakuasa tidak luntur dan tergoyahkan.

TATA IBADAH YANG DI USULKAN: HARI MINGGU BENTUK III

NYANYIAN YANG DIUSULKAN:

Nyanyian Masuk: NNBT No. 3 “Mari Kita Puji Allah Haleluya”

Ses Nas Pembimbing: NNBT No. 34 “Tuhanlah Perlindunganku”

Pengakuan Dosa: KJ No. 29 Di Muka Tuhan Yesus

Pemberitaan Anugerah Allah: NKB No 201 “Di Jalan Hidupku”

Ses Pembacaan Alkitab: KJ.No. 54 “Tak Kita Menyerahkan”

Persembahan : KJ No.433 “Aku Suka Membagi”

Nyanyian Penutup: NKB No. 129 “Indah Mulia, Bahagia Penuh

ATRIBUT
Warna Dasar Hijau dengan Simbol Salib dan Perahu di atas Gelombang(*)