Tema Mingguan: Celakalah Gembala-Ku Yang Meninggalkan Domba-domba.

ALASAN PEMILIHAN TEMA
Pesta demokrasi telah usai. Pemilihan legislatif telah tuntas. Namun pemilihan Presiden dan Wakil Presiden masih berlanjut. Ada euforia kemenangan, ada tangisan kekalahan, ada suka dukanya, aib dan celanya. Realita dan dinamikanya masih terus diperguncingkan, bahkan mungkin dipersoalkan. Suka tidak suka, kita harus kembali ke tugas dan tanggung jawab semula, walau ada yang tereliminasi dan tersakiti. Secara jujur dan transparan, pasti ada di antara kita yang menjadi kontestan dan atau pendukung berat/tim sukses dari suatu partai. Ada juga Pelayan Khusus yang sempat “bertarung” diperhelatan pesta politik itu. Sebagai “gembala” yang mengikuti pemilihan di berbagai tingkatan, kekalahan tidak hams berimbas pada kekecewaan yang mengakibatkan seseorang mundur atau meninggalkan tugas pelayanan. Itulah sebabnya melalui perenungan minggu ini, kita diingatkan akan tanggung jawab untuk kembali melanjutkan tanggung jawab kita kepada pemilik pelayanan itu yakni Tuhan kita, Yesus Kristus, Sang Gembala Agung.

Ada bukti data dan fakta menyebutkan bahwa seseorang meninggalkan pelayanan. Ada bervariasi alasan dikemukakan, tetap saja tidak bisa ditolerir. Karena meninggalkan pelayanan untuk waktu yang panjang sering berdampak kurang baik bagi pribadi yang bersangkutan dan persekutuan (domba-domba yang digembalakan).

Kita ada di Minggu Sengsara I, yakni minggu perenungan akan penderitaan Tuhan Yesus Kristus demi menyelamatkan manusia dari kebinasaan. Tema perenungan kita di minggu sengsara I ini ialah “Celakalah Gembala-Ku yang meninggalkan domba-domba”. Kiranya tema ini menguatkan dan meneguhkan panggilan kita sebagai pelayan khusus agar kita tetap percaya pada Gembala Agung yang Setia, rela menderita demi penebusan dosa kita.

PEMBAHASAN TEMATIS
Pembahasan Teks Alkitab(Exegese)
Kitab Zakharia, adalah kitab kedua terakhir dalam PL menurut kanonisasi, diklasifikasikan pada kitab nabi-nabi kecil. Kitab ini dibagi dua bagian yakni pasal 1-8 adalah penglihatan-penglihatan, pasal 9-14 adalah nubuat-nubuat tentang kedatangan Mesias. Zakharia bin Berekhya bin Ido tampil dan terpanggil untuk menyuarakan suara Tuhan Allah pada bulan ke delapan tahun kedua Zaman pemerintahan raja Darius. Hagai dan Zakharia sezaman. namun Hagai lebih dulu menerima panggilan yakni dua bulan sebelum Zakharia (Hagai 1:1). Ezra dan Nehemia, mengakui eksistensi, kapasitas dan kapabilitas Hagai dan Zakharia, yang sementara bertugas di Yehuda dan Yerusalem. Sementara Ezra dan Nehemia bertugas di kerajaan Persia (lht Ezra 5:1). Masa pemerintahan Darius Agung yaitu 550-486 SM, di dua tahun pertama itulah Zakharia bertugas sebagai nabi untuk mengingatkan hukuman Tuhan Allah atas bangsa sekitar. Tetapi juga kepada nabi-nabi/gembala-gembala yang tidak loyal. Realitanya terungkap bahwa is melenyapkan (memecat, mendisiplinkan) 3 gembala dalam sebulan. Zakharia menyadari bahwa mereka pun sudah muak dengan keputusannya (ayat 8). Para theolog sangatsetuju menyatakan bahwa hal ini dilatarbelakangi persiapan penjemputan para buangan dari Persia dengan kondisi riil Bait Allah yang rusak, yang siap dibangun kembali. Pasti ada dari para gembala yang suka dan tidak suka dengan kehadiran Zakharia. Krisis identitas dan integritas jadi pemicu munculnya dua model gembala. Istilah Gembala itu sendiri datam bahasa Ibrani Ro,eh dari Ra,ah artinya memberi makan, menggembalakan. Dalam bahasa Yunani disebut Poirnen atau penggembalaan. Nama Zakharia sendiri berarti Tuhan telah mengingat.

Sebagaimana, pada bagian pertama kitab ini, diperlihatkan kepada nabi delapan penglihatan sebagai peringatan keras. Ada dua macam gembala dalam perikop ini juga hendak mengetengahkan prilaku sebagian gembala yang tidak setia, skeptis (ragu-ragu) dan pesimis (tidak yakin) akan kasih setia Tuhan Allah, dan tidak mau melakukan introspeksi, koreksi, benah diri dan evaluasi. Ayat 4-14 Firman Tuhan datang kepada Zakh aria: Gembalakanlah domba-domba sembelihan itu, yang menyembelihnya tidak merasa bersalah, yang menjualnya bersorak kegirangan karena menjadi kaya, dan orang yang menggembalakannya tidak mengasihinya. Bukankah ini suatu penghinaan dan penistaan terhadap Tuhan Allah Sang Khalik dan pelecehan terhadap sesama? Tuhan Allah sudah memutuskan untuk menghukum bumi, menghukum para gembala yang pandir (bodoh, bego, tidak setia menjalankan tugas). Atas otoritas yang Tuhan Allah berikan kepadanya, Zakharia melenyapkan/memecat 3 gembala dalam sebulan, sebagai tindakan pendisiplinan bagi yang melanggar aturan Tuhan Allah atau yang melalaikan tugasnya. Tugas utama dan pertama dari Zakharia ialah menggembalakan sesuai instruksi. Zakharia merespon perintah Tuhan Allah dan berinisiatif menggembalakan domba-domba sembelihan untuk dijual saja kepada pedagang-pedagang domba, agar masih terpelihara, dengan nilai harga 30 uang perak.

Tuhan Allah menunjukkan dua tongkat, yang satu tongkat “Kemurahan” dan yang lain “Ikatan”. Kedua tongkat gembala ini berfungsi sebagai penunjuk, pengarah dan penyelamat. Kapasitas Zakharia sebagai nabi ternyata ada penyaing, rival yang tidak mau diungguli. Maka Zakharia mematahkan tongkat “Kemurahan” untuk membatalkan perjanjian. Para pedagang yaitu gembala yang tidak setia hanya menyaksikan dan mengamati. Kata Zakharia, jika kamu anggap baik berikanlah upahku, jika tidak biarkanlah. 30 uang perak bayaran yang diterima oleh Zakharia untuk dibuatkan tongkat logam di rumah Tuhan, yakni tongkat yang tidak akan mudah dipatahkan oleh siapapun, sebagai simbol tongkat dari Tuhan Allah. Tongkat “Ikatan” pun di patahkan untuk meniadakan persaudaraan antara Yehuda dan Israel, antara Utara dan Selatan.

Ayat 15-17 Firman Tuhan Allah datang kepada Zakharia untuk segera mengambil perkakas seorang gembala yang pandir. Untuk ketiga kalinya Zakharia mendengar firman Tuhan Allah dan disuruh mengambil perkakas/barang milik para gembala pandir, termasuk tongkat sebagai simbol kuasa dan wibawa. Para gembala pandir, tidak dapat melanjutkan tugas mereka dan Tuhan Allah akan menggantikannnya. Zakharia hams bersedia menerima risiko dan konsekuensi mengambil perkakas para gembala pandir. Seperti diutarakan di atas bahwa mereka muak dengan pribadi Zakharia yang mungkin dianggap merampas tanggungjawab mereka. Tuhan Allah akan membangkitkan seorang gembala yang tidak melenyapkan, bersedia mencari yang hilang, sabar menyembuhkan yang luka, tekun memelihara yang sehat dan gemuk. (bdk Yeh 34:16). Hal ini, menggambarkan tentang gembala yang Mesianik yang dalam perjanjian Baru menunjuk kepada Yesus Kristus.

Mereka yang pandir atau bodoh, yang cerdik tapi tidak takut Tuhan Allah, yang merasa paling benar, yang menyepelekan orang lain, akan dihukum dengan pedang sehingga lengan mereka akan jadi kering dan mata kanan akan pudar, sepudar-pudarnya. Dalam Alkitab terjemahan edisi 2, disebut gembala-Ku yang tak berguna. Hukuman badani ini, menggambarkan bahwa seseorang yang mengalami cacat seperti itu, adalah mantan gembala, yang tidak becus. Keadaan ini terjadi seperti dalam kitab Yehezkiel pasal 34, Tuhan Allah Gembala yang baik melawan gembala-gembala yang jahat. Kondisi gembala di zaman Yehezkiel dan Zakharia ternyata sama. Karena itu, Tuhan Allah tidak suka dan marah terhadap para gembala yang tidak mengerjakan tugasnya dengan baik, bahkan membiarkan, meninggalkan dan menjual domba gembalaannya. Perikop ini memang dinarasikan secara alegoris, tetapi substansinya ialah Tuhan Allah menghukum gembala yang pandir, yang tidak menjalankan kinerja dengan semestinya.

Makna dan lmplikasi Firman
Gereja Tuhan di dunia ini memiliki tugas kesaksian, persekutuan dan pelayanan. Gereja mengenal tugas pelayanan itu dan dilaksanakan oleh Pelayan Khusus yakni Diaken, Penatua, Guru Agama dan Pendeta. Dapat dikatakan Pelayan Khusus itulah para Gembala. Fungsi para gembala di GMIM menurut Alkitab seperti Ef 4:11,17 dst, I Tim 3, Titus 2. Karena itu, mengingat tugas ini mulia, kudus dan bermartabat, maka harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Sebagai Pelayan Khusus, kita diminta untuk memberi perhatian, empati, simpati, belas kasihan, rela berkorban untuk menjaga dan memelihara domba-domba-Nya dengan penuh tanggung jawab. Ada beberapa hal yang perlu disampaikan dalam bagian ini, terkait dengan realita dan dinamika berjemaat, lebih khusus lagi untuk penggembalaan:

1. Gembala/Pelsus adaiah sebutan dan panggilan yang sangat mulia. Artinya, tugas yang Tuhan Allah embankan kepada kita, haruslah dikerjakan sesuai dengan prosedur dan kehendak-Nya yakni menggembalakan. (Mzm 23, Yeh 34, Yoh 10) Supaya dengan pedoman ini kita melaksanakan tugas sebagai gembala yang bertanggungjawab.

2. Gembala/Pelsus, dalam melaksanakan tugas pasti akan mengalami suka, duka, pahit, asam asin dan manis. Hujan panas, siang malam, tengah malam sekalipun, kita harus siap dengan segala konsekuensinya. Minimal kita jumpai dan berikan makanan firman dan doa bagi para domba-Nya, yakni jemaat.

3. Gembala/Pelsus harus berintegritas, sehingga kapabilitas dan kredibilitas kita, tidak akan diremehkan oleh orang lain. Sesama gembala janganlah saling melemahkan, memfitnah dan bertengkar.

4. Gembala/Pelsus hams membuktikan komitmen dan konsistensi melayani dengan hati, melayani dengan sungguh dan melayani dengan sukacita.

5. Gembala/Pelsus harus berani mengambil keputusan etis, moral dan bernilai, tidak memihak di tengah situasi yang sulit, walau beresiko dan konsekuensinya di bully,
dipersekusi, di fitnah dan dicela.

6. Gembala/Pelsus harus jujur, setia, Ikhlas dan terbuka dalam pengelolaan administrasi organisasi, materi dan strategi penggembalaan, supaya tugas penggembalaan selalu berdampak baik dan bernilai positif.

7. Gembala/Pelsus menghadapi tantangan apapun, sedikit atau banyak, kecil, sedang atau besar, dombanya sakit atau sehat, kurus atau gemuk, penurut atau pemalas, jangan sekali-kali meninggalkan mereka dan lari meninggalkan tugas, karena sangsinya berat.

8. Gembala/Pelsus mo dapa pecat kalu so melanggar kode etik, kalu so amoral deng so pake doi, kong so nyanda dapa kase pulang.

9. Celaka bagi gembala yang tinggalkan domba, sebab serigala mo makang. Tapi celaka juga kalu domba tinggalkan gembala, dorang so nimau ada gembala, hukum rimba mo jadi.

10. Sama-sama Gembala/Pelsus musti baku bantu, baku kase inga, deng baku kase tau tu butul deng tu salah. Mar kalu mo baku kase inga musti deng hikmat, kase tau bae-bae deng nyanda muka marah, nyanda usah deng suara goros, apalei ba feto deng laeng-laeng (momake).

11. Gembala/Pelsus musti sabar, nimbole emosi, nimbole maraju, nimbole marah-marah dengan tu domba-domba yang susah mo ator.

12. Torang yang so jadi Gembala/Pelsus, kerja jo bae-bae, tarukira akang tu domba-domba pe hidop. Jangan kase tinggal pa dorang, biar mangada banyak pergumulan, kong man jo torang kerja sama, supaya mo dapalia tu kekompakan, kebersamaan deng kekuatan.

13. Gembala/Pelsus nda usah jo pigi-pigi di persekutuan yang bukan GMIM.

PERTANYAAN UNTUK DISKUSI:
1. Apa maksud tema `Celakalah Gembala-Ku yang meninggalkan Domba-domba’ dengan perikop Zakharia 11:4-17?
2. Mengapa gembala-gembala pandir menurut ayat 8, harus dilenyapkan? Bagaimana bila dihubungkan dengan minggu Sengsara I?
3. Bagaimana realita pemberlakuan firman Tuhan ini di jemaat saudara?

NAS PEMBIMBING: I Petrus 5:2

POKOK-POKOK DOA :
1. Untuk kedamaian sesudah pemilihan umum.
2. Warga jemaat agar tetap setia dan bekerja sama dengan Gembala/Pelsus.
3. Gereja secara organisasi dan adminstrasi agar dapat mengelola pelayanan penggembalaan dengan lebih transparan, kredibel dan akuntabel.
4. Semua Gembala/Pelsus agar terus aktif dalam pelayanan dengan memberi porsi lebih pada penggembalaan,sehingga jemaat terpelihara dan diberkati.

TATA IBADAH YANG DIUSULKAN:
MINGGU SENGSARA I
NYANYIAN YANG DIUSULKAN
Persiapan: KJ.No. 161 Segala Kemuliaan
Ses. Nas Pembimbing: KJ.No.407 Tuhan Kau Gembala Kami
Pengakuan Dosa: KJ.No. 28 Ya Yesus, Tolonglah
Pemberitaan Anugerah Allah:NKB NO. 17 Agunglah Kasih Allahku.
Ajakan Mengikuti Yesus di Jalan Sengara:KJ No. 376 Ikut Dikau Saja Tuhan.
Persembahan: KJ. No. 169 Memandang Salib Rajaku
Penutup: NNBT. No.35 Tuhan Kau Gembala Yang Baik.

ATRIBUT
Warna Dasar Ungu dengan Simbol XP (Khi-Rho), Cawan Pengucapan, Salib dan Mahkota Duri.(*)